Kunjungan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, ke Indonesia bukan sekadar lawatan diplomatik biasa. Penyambutan yang luar biasa oleh masyarakat Indonesia menunjukkan bahwa hubungan kedua negara lebih dari sekadar hubungan bilateral-ini adalah ikatan persaudaraan yang telah terjalin selama berabad-abad. Berikut poin-poin penting wawancara eksklusif antara Najwa Shihab dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, di kanal Youtube Narasi.tv.
"Kunjungan ini sangat mengesankan bagi saya. Penyambutan yang dilakukan benar-benar luar biasa, berbeda dari yang pernah saya alami di negara lain."Â
Pernyataan ini bukan sekadar basa-basi diplomatik. Ribuan mahasiswa dan masyarakat menyambut kedatangan Erdogan dengan antusiasme yang jarang terjadi dalam kunjungan pemimpin negara asing. Hal ini mencerminkan kekaguman yang besar dari rakyat Indonesia terhadap pemimpin Turki ini, yang dikenal karena sikapnya yang tegas dalam memperjuangkan hak-hak umat Islam, terutama dalam isu Palestina.
Indonesia dan Turki: Hubungan Strategis yang Diperkuat
Indonesia dan Turki memiliki sejarah panjang dalam hubungan diplomatik, ekonomi, dan budaya. Erdogan menegaskan bahwa hubungan ini harus semakin diperkuat, bukan hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dalam kerja sama politik dan industri pertahanan.
"Kita memiliki sejarah hubungan yang panjang, lebih dari 400 tahun. Hubungan ini sangat berharga dan harus terus diperkuat."
Kunjungan ini menghasilkan kesepakatan besar yang berpotensi meningkatkan perdagangan bilateral dari 3 miliar dolar menjadi 5 miliar dolar dalam waktu dekat, dengan target jangka panjang mencapai 10 miliar dolar. Selain itu, 12 perjanjian kerja sama ditandatangani dalam berbagai sektor, termasuk industri pertahanan, energi, dan infrastruktur.
Bagi Indonesia, kerja sama dengan Turki bisa menjadi peluang strategis. Turki, sebagai negara dengan industri pertahanan yang berkembang pesat, dapat menjadi mitra dalam penguatan industri pertahanan Indonesia. Apalagi, Indonesia saat ini tengah mengupayakan modernisasi alutsista dan penguatan kemandirian teknologi pertahanan.
Di sektor perdagangan, hubungan ini juga bisa membawa manfaat besar. Turki merupakan gerbang perdagangan antara Eropa dan Asia, sementara Indonesia adalah kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Jika strategi yang tepat diterapkan, kerja sama ini bisa membawa dampak ekonomi yang signifikan bagi kedua negara.
Palestina dan Perjuangan Kemanusiaan
Salah satu momen paling menarik dalam wawancara Najwa Shihab dengan Erdogan adalah ketika ia berbicara tentang Palestina. Erdogan selama ini dikenal sebagai salah satu pemimpin dunia yang paling vokal dalam membela hak-hak rakyat Palestina.
"Trump membuat kesepakatan dengan Netanyahu, yang saya anggap sebagai seorang pembunuh, dan ini adalah ancaman besar bagi perdamaian dunia."