Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Gaya Hidup Boros Sebelum Lebaran, Tradisi atau Kebutuhan?

6 Februari 2025   12:13 Diperbarui: 6 Februari 2025   13:16 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belanja sebelum lebaran. (Sumber: Freepik.com)

Lebaran Masih Sebulan, Dompet Sudah Meringis!

Bulan puasa belum dimulai, tapi saldo rekening sudah mulai diet ketat. Kok bisa? Yap! Fenomena ini terjadi setiap tahun, di mana masyarakat Indonesia seperti kena hipnotis massal untuk belanja gede-gedean sebelum Lebaran. Ada yang belanja baju baru, ada yang borong sembako, ada juga yang tiba-tiba beli sofa baru padahal tamu cuma datang setahun sekali.

Pertanyaannya, apakah semua ini benar-benar kebutuhan atau hanya FOMO (Fear of Missing Out) akibat budaya dan promosi besar-besaran dari e-commerce? Yuk, kita diskusikan!

Data: Rakyat Indonesia Memang Kalap Jelang Lebaran

Berdasarkan survei Bank Indonesia (BI), konsumsi masyarakat Indonesia meningkat sekitar 15-20% setiap menjelang Idul Fitri. Bahkan, data dari Katadata menunjukkan bahwa selama periode Ramadan dan Lebaran 2024, belanja masyarakat mencapai Rp 600 triliun. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yang "hanya" sekitar Rp 550 triliun.

Terus belanjanya buat apa aja?

  • Pakaian dan fashion (30%) -- Karena katanya Lebaran harus serba baru, padahal baju tahun lalu masih mulus.
  • Makanan dan minuman (25%) -- Tradisi bikin kue lebaran dan belanja stok bahan makanan biar dapur nggak kosong.
  • Mudik dan transportasi (20%) -- Tiket pesawat, kereta, dan bus yang naik dua kali lipat tetap ludes.
  • Dekorasi rumah (10%) -- Karpet baru, sofa baru, bahkan ada yang ngecat rumah duluan sebelum puasa.
  • Gadget dan elektronik (5%) -- Mumpung ada THR, HP baru harus masuk wishlist!
  • Lain-lain (10%) -- Termasuk THR buat keponakan, biaya jalan-jalan pas libur Lebaran, dan kadang belanja yang nggak jelas.

Kalau ditotal, setiap keluarga di Indonesia rata-rata menghabiskan Rp 5-15 juta untuk belanja Lebaran! Kalau digabungin bisa buat bangun jalan tol baru nih.

Penyebab Kita Kalap Belanja: Akal Sehat vs Diskon Gila-gilaan

  1. Budaya dan Tradisi
    "Kalau Lebaran nggak pakai baju baru, rasanya kayak ada yang kurang!" Ini kalimat klasik yang sering kita dengar. Padahal, esensi Lebaran itu bukan fashion show keluarga, tapi lebih ke momen berbagi dan silaturahmi.

  2. THR = Belanja!
    Begitu THR turun, mindset kita langsung: "Belanja apa, ya?" Padahal, THR sebenarnya bukan untuk dihabiskan semua dalam semalam. Ingat, habis Lebaran kita tetap butuh uang buat bertahan hidup!

  3. Diskon E-commerce yang Menggoda Iman
    Flash sale, gratis ongkir, cashback, dan promo "beli satu gratis satu" adalah jebakan yang bikin kita merasa "rugi" kalau nggak belanja. Padahal, kalau dipikir lagi, kita malah beli barang yang nggak kita butuhin.

  4. Takut Kehabisan Barang atau Kena Harga Lebaran
    Banyak orang yang belanja sembako dan kebutuhan rumah tangga lebih awal karena takut harga naik menjelang Lebaran. Memang betul, inflasi saat Ramadan bisa mencapai 0,3-0,6% per bulan. Tapi, belanja dalam jumlah besar tanpa perhitungan malah bikin pengeluaran nggak terkontrol.

Strategi Anti Boncos: Tetap Happy Tanpa Kantong Kering

  1. Buat Anggaran dan Patuhilah!
    Tentukan batas maksimal belanja dan pisahkan antara kebutuhan dan keinginan. Gunakan metode 50-30-20: 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan atau investasi.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Money Selengkapnya
    Lihat Money Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun