Mohon tunggu...
Syahdan Albani
Syahdan Albani Mohon Tunggu... Mahasiswa - tugas

Syahdan Albani, mahasiswi semester 3 Program Studi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Lebih dari UMR, Pedagang Ayam Goreng Tuai Untung di Masa Pandemi

23 Desember 2021   16:30 Diperbarui: 23 Desember 2021   16:31 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Tangerang Selatan- Pedagang kecil pun ikut ambil bagian dalam bisnis fried chicken. Resep dan proses pembuatannya diadaptasi. Meski lebih sederhana, namun usaha ini lumayan menjanjikan. Untuk 1 gerobak saja, keuntungan bersihnya mencapai kurang lebih Rp. 6,5 juta per bulan!

Penikmat fried chicken yang tak pernah surut mendatangkan rezeki tersendiri bagi para pedagang ayam goreng tepung. Masyarakat ekonomi bawah pun bisa mencicipi menu ini dengan harga lebih ekonomis. Meski tak mengusung nama franchise dan mengelola sendiri, usaha bisa laris dan bertahan lama.

Salah satu contoh sukses adalah pedagang fried chicken bernama Andre. Pria ini sudah 6 tahun menggeluti usaha fried chicken. Sebelumnya, pria ini bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan retail di Jakarta. Namun perusahaannya bangkrut dan ia kehilangan pekerjaan. Andre pun mencoba membuka usaha ayam goreng tepung.

"Awalnya 6 tahun lalu hanya coba-coba. Bumbu raciknya juga beli yang siap olah, waktu itu sekitar Rp. 15.000 untuk satu hari, cukup untuk 10 ekor. Tapi lama-lama mencoba sendiri. Sempat gagal, tapi terus saya coba hingga akhirnya ketemu komposisi yang pas. Sekarang bumbunya buat sendiri, jauh lebih hemat," Minggu, 12/12/2021, melalui chat, Tangerang Selatan.

Tiap harinya, Andre menghabiskan 20-30 ekor ayam, masing-masing berukuran 1,2 kg. Tiap ekornya dibagi menjadi 10 bagian. Karena ukurannya kecil, ia menjual ayamnya dengan harga satuan Rp. 7.000. "Lebih baik harganya murah tapi ukuran kecil, jadi pas untuk pembeli ekonomi bawah yang kita sasar," tutur pria yang sehari-harinya berjualan di kawasan Ciputat ini.

Soal penggunaan minyak, Andre mengaku hanya menggunakan minyak goreng kemasan, bukan curah. Diakuinya, minyak goreng kemasan lebih awet dan bersih. Tiap harinya, ia menggoreng dengan 5 liter minyak dengan perbandingan 2 liter minyak kemasan baru dan ditambah 3 liter minyak sisa hari sebelumnya.

Agar tetap segar, ayam goreng buatan Andre tak digoreng sekaligus, melainkan dibagi dalam 3 tahap. Ketika ayam hampir habis terjual, baru Andre menggoreng lagi stok ayam yang disimpan di dalam cool box. Jejeran ayam gorengnya tampak disinari oleh lampu yang disebut Andre 'lampu oven'. Tak cuma membuat ayam tampak menggiurkan, lampu tersebut juga bisa membantu ayamnya tetap hangat.

Andre merinci biaya yang ia keluarkan setiap hari. 20-30 ekor ayam per ekornya ukuran 1,2 kg dibeli dengan harga Rp 24.000 hingga Rp 26.000. Per Harinya, ia juga membeli minyak goreng kemasan ukuran 2 liter dengan harga sekitar Rp 20.000. Biaya lain yang dikeluarkan adalah saus cabai curah, juga bumbu dan tepung.

Ayah 3 anak ini tak segan-segan membeberkan keuntungan yang didapat per harinya. "Tiap hari omzetnya bisa lebih dari Rp 500.000, dan untungnya sekitar setengahnya. Sekitar Rp 200.000-an per hari pendapatan bersihnya," tutur Andre. 

Andre juga rutin menerima pesanan ayam goreng dalam jumlah besar di lingkungan tempatnya berjualan. Ada beberapa tips usaha yang dijalankan pria asal Kebumen ini. Ia mendirikan usaha di tempat strategis, yaitu di sebuah jalan yang menjadi jalur masuk beberapa komplek perumahan. Ia juga tak segan-segan memberi potongan harga. "Langganan saya biasanya bukan beli satu atau dua potong, tapi langsung sebut, Rp 10.000, Rp 20.000, itu langsung saya beri 3 potong dan 6 potong. Para pembeli sudah pada tahu" tutur Andre. 

Menurut Andre, "Dibanding kuliner lain, ayam ini lebih praktis dan untungnya lumayan. Asal konsisten dan menguasai ilmu mengelolanya. Sebagai gambaran, menjual 5 ekor ayam sehari saja sudah cukup untuk menghidupi 2 orang. Modal cukup Rp. 3 juta. Terlihat sepele tapi sebenarnya menjanjikan," tutupnya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun