Mohon tunggu...
syafira Fitria Nur Aini
syafira Fitria Nur Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hallo saya merupakan mahasiswa semester 3 prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di Universitas Islam Negeri Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketika Gagal Mengajarkan Kita untuk Tumbuh.

22 September 2025   22:30 Diperbarui: 22 September 2025   23:35 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Orang yang tidak pernah mengalami kegagalan, kemungkinan besar tidak pernah berani mencoba hal yang baru. "  -Albert Einstein

Sering kali, kegagalan dianggap sebagai titik akhir. Rasanya menyakitkan, memalukan, hingga membuat sebagian orang ingin menyerah. Namun sebenarnya, gagal adalah bagian alami dari perjalanan hidup. Tidak ada orang yang benar-benar berkembang tanpa mengalami jatuh terlebih dahulu.

Dalam psikologi pendidikan, kegagalan justru dipandang sebagai pengalaman belajar yang berharga. Ia melatih resiliensi, yaitu kemampuan untuk bangkit kembali setelah terjatuh. Resiliensi inilah yang membuat seseorang tidak mudah menyerah meski dihadapkan pada berbagai tantangan. Setiap kegagalan membawa pelajaran yang berbeda, ada yang menuntun kita menemukan cara baru, ada yang mengajarkan kesabaran, dan ada pula yang mengingatkan bahwa kita masih membutuhkan waktu untuk benar-benar berkembang.

Di saat-saat sulit, dukungan dari orang-orang terdekat sering kali menjadi pelipur lara. Bagi anak perempuan, sosok ayah adalah tempat pertama untuk mendapatkan dukungan. Ungkapan sederhana seperti "tidak apa-apa gagal, yang penting kamu sudah mencoba" bisa memiliki dampak yang sangat kuat. Kalimat itu membangkitkan keyakinan bahwa diri mereka masih bernilai walaupun tidak selalu berhasil. Dari situ muncul keberanian untuk mencoba lagi, tanpa rasa takut akan label kegagalan.

Perjalanan untuk menghadapi kegagalan sering kali terasa sepi. Dunia lebih cenderung menyoroti kesuksesan, sementara proses jatuh bangun jarang diperhatikan. Namun, justru dalam kesunyian tersebut, banyak individu menemukan makna yang mendalam, belajar menerima diri, menyusun ulang tujuan, dan menemukan kekuatan yang sebelumnya tersembunyi.

Yang perlu diingat adalah, kegagalan tidak sama dengan kekalahan. Kegagalan hanyalah indikator bahwa kita sedang berusaha. Selama kita masih berniat untuk melangkah maju, kegagalan bisa menjadi fondasi menuju versi diri yang lebih kuat dan bijak. 

Pada akhirnya, kegagalan bukanlah tembok yang menghentikan langkah, melainkan pintu yang membuka jalan menuju kemungkinan lain. Jalan tersebut mungkin lebih sepi, tetapi justru menawarkan banyak peluang untuk benar-benar berkembang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun