Pernahkah Anda merasa tidak berdaya dalam situasi tertentu dan akhirnya menyerah, meskipun masih ada kemungkinan untuk mengubah keadaan? Fenomena ini dikenal sebagai Learned Helplessness atau ketidakberdayaan yang dipelajari. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Martin Seligman dan Steven Maier melalui serangkaian eksperimen yang mengungkap bagaimana pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi respons seseorang terhadap tantangan di masa depan.
Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Martin Seligman dan Steven Maier melalui serangkaian eksperimen yang mengungkap bagaimana pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi respons seseorang terhadap tantangan di masa depan. Mereka menemukan bahwa individu yang berulang kali menghadapi situasi yang tidak dapat mereka kendalikan cenderung mengembangkan keyakinan bahwa mereka benar-benar tidak memiliki kontrol atas hasil yang mereka alami. Keyakinan ini dapat berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan, termasuk kesehatan mental, motivasi, dan perilaku seseorang dalam menghadapi masalah.
Fenomena ini tidak hanya terjadi pada hewan yang diuji dalam eksperimen laboratorium, tetapi juga relevan dalam kehidupan manusia. Learned helplessness dapat menjadi penghalang besar bagi pertumbuhan pribadi dan pencapaian tujuan, serta dapat berkontribusi pada berbagai gangguan psikologis seperti depresi dan kecemasan. Oleh karena itu, memahami mekanisme learned helplessness dan bagaimana cara mengatasinya sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan keberhasilan dalam kehidupan sehari-hari.
Eksperimen Seligman dan Maier
Pada tahun 1967, Seligman dan Maier melakukan eksperimen dengan anjing untuk menguji hipotesis mereka tentang learned helplessness. Eksperimen ini terdiri dari tiga kelompok anjing:
- Kelompok 1: Anjing-anjing ini ditempatkan dalam sebuah kandang tetapi tidak menerima perlakuan khusus.
- Kelompok 2: Anjing-anjing ini diberikan sengatan listrik tetapi memiliki mekanisme untuk menghentikannya dengan menekan tuas.
- Kelompok 3: Anjing-anjing ini juga menerima sengatan listrik, tetapi tidak memiliki kendali untuk menghentikannya.
Anjing dari kelompok 3 akhirnya belajar bahwa tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk menghindari sengatan listrik, sehingga mereka menyerah dan berhenti mencoba. Ketika kemudian diberikan kesempatan untuk melarikan diri dari sengatan listrik dalam situasi baru, mereka tetap pasif dan tidak mencoba mencari jalan keluar.
Implikasi pada Manusia
Eksperimen ini menunjukkan bahwa jika seseorang mengalami kegagalan atau penderitaan yang berulang tanpa kendali, mereka cenderung mengembangkan rasa tidak berdaya dan berhenti mencoba, bahkan ketika situasi berubah dan ada kemungkinan sukses. Konsep learned helplessness sering digunakan untuk menjelaskan berbagai kondisi psikologis, seperti depresi, kecemasan, dan ketidakmampuan untuk menghadapi tantangan hidup.
Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari
Fenomena learned helplessness tidak hanya terjadi dalam lingkungan laboratorium tetapi juga dalam kehidupan nyata. Contohnya:
- Pendidikan: Siswa yang terus-menerus mengalami kegagalan dalam belajar bisa mulai merasa bahwa usaha mereka tidak akan membuahkan hasil, sehingga mereka menyerah dan kehilangan motivasi.
- Dunia Kerja: Karyawan yang sering diabaikan atau tidak mendapatkan penghargaan atas kerja keras mereka mungkin mulai merasa bahwa tidak ada gunanya berusaha lebih baik.
- Hubungan Pribadi: Seseorang yang sering mengalami penolakan atau kegagalan dalam hubungan dapat merasa bahwa mereka tidak layak dicintai dan akhirnya menghindari hubungan sosial.
Cara Mengatasi Learned Helplessness
Untungnya, learned helplessness bukanlah kondisi permanen. Berikut beberapa cara untuk mengatasinya:
- Mengenali Pola Pikir Negatif -- Sadari ketika Anda mulai merasa tidak berdaya dan cobalah untuk mengidentifikasi penyebabnya.
- Mencoba Hal-Hal Kecil -- Mulailah dengan tantangan kecil yang bisa anda kendalikan untuk membangun kembali rasa percaya diri.
- Mengembangkan Pola Pikir Bertumbuh -- Percaya bahwa usaha dan kegagalan adalah bagian dari proses pembelajaran.
- Mencari Dukungan Sosial -- Dikelilingi oleh orang-orang yang mendukung dapat membantu meningkatkan semangat dan motivasi.
- Menggunakan Terapi Kognitif -- Jika learned helplessness telah memengaruhi kesehatan mental, terapi psikologis seperti terapi kognitif dapat membantu mengubah pola pikir negatif.
Referensi
Seligman, M. E. P., & Maier, S. F. (1967). Failure to escape traumatic shock. Journal of Experimental Psychology, 74(1), 1-9.
Maier, S. F., & Seligman, M. E. P. (1976). Learned helplessness: Theory and evidence. Journal of Experimental Psychology: General, 105(1), 3-46.
Peterson, C., Maier, S. F., & Seligman, M. E. P. (1993). Learned helplessness: A theory for the age of personal control. Oxford University Press.
Abramson, L. Y., Seligman, M. E. P., & Teasdale, J. D. (1978). Learned helplessness in humans: Critique and reformulation. Journal of Abnormal Psychology, 87(1), 49-74.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI