Mohon tunggu...
Syabrina Amanda W
Syabrina Amanda W Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi

Prodi Ilmu. Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potensi dan Tantangan Otonomi di Provinsi Daerah Khusus Jakarta

15 Mei 2024   18:55 Diperbarui: 15 Mei 2024   20:13 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Syabrina Amanda Wiyono_22010200003_Program Studi Ilmu Administrasi Publik_Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik_Universitas Muhammadiyah Jakarta

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta menempati posisi unik di Indonesia  sebagai ibu kota dan provinsi Peran ganda ini menghadirkan potensi dan tantangan unik bagi otonomi. Di satu sisi, otonomi Jakarta memungkinkan tata kelola yang tepat untuk  mengatasi tantangan perkotaan tertentu secara lebih efektif dan meningkatkan kepentingan ekonomi kota, di sisi lain, otonomi ini juga menimbulkan tantangan tata kelola dan sosial politik yang kompleks dan memerlukan keseimbangan yang cermat.

Salah satu potensi utama  otonomi Jakarta adalah kemampuan untuk menerapkan kebijakan yang secara khusus disesuaikan dengan lingkungan perkotaan kota dengan jumlah penduduk lebih dari 10 juta jiwa, Jakarta menghadapi tantangan besar di bidang infrastruktur, transportasi, dan pelayanan publik. Tata kelola yang otonom memungkinkan para pemimpin daerah untuk merancang dan menerapkan strategi yang secara langsung menjawab  kebutuhan-kebutuhan ini tanpa penundaan yang disebabkan oleh pengambilan keputusan yang terpusat.

Misalnya, pemerintah provinsi Jakarta dapat mendorong solusi inovatif seperti mengintegrasikan berbagai sistem transportasi umum ke dalam jaringan Jak Lingko (The Jakarta Post, 2018) secara ekonomi, status otonomi Jakarta memungkinkan berfungsi sebagai pusat perekonomian yang dinamis Kota ini menyumbang sebagian besar  PDB Indonesia, didorong oleh sektor-sektor seperti keuangan, perdagangan dan manufaktur. Otonomi memungkinkan Jakarta untuk menciptakan lingkungan bisnis yang lebih menguntungkan melalui reformasi peraturan dan insentif yang tepat untuk menarik investor domestik dan internasional.

Fleksibilitas perekonomian tersebut ditunjukkan melalui pembentukan kawasan ekonomi khusus dan kawasan usaha yang melayani industri bernilai tambah tinggi (Indonesia Investment Coordinating Board, 2020). Namun tantangan menjalankan daerah otonom seperti Jakarta cukup besar. Permasalahan tata kelola muncul dari kebutuhan untuk mengoordinasikan berbagai tingkat pemerintahan dan memastikan bahwa kebijakan konsisten dengan kepentingan nasional

Kompleksitas struktur birokrasi di Jakarta dapat menyebabkan inefisiensi dan tumpang tindih kewenangan misalnya, koordinasi antara pemerintah provinsi dan kementerian pusat seringkali memerlukan negosiasi yang cermat untuk menghindari konflik, terutama di bidang infrastruktur transportasi dan perencanaan kota (Kompas, 2021). Tantangan besar lainnya adalah mengatasi kesenjangan sosial di Jakarta, pertumbuhan perkotaan yang pesat telah menyebabkan kesenjangan yang mencolok dalam hal kekayaan dan kondisi kehidupan permukiman kumuh bersinggungan dengan lingkungan mewah, sehingga menyoroti kesulitan dalam memastikan pemerataan pembangunan.


Pemerintahan otonom harus mengatasi permasalahan seperti perumahan yang terjangkau dan akses terhadap pendidikan  dan layanan kesehatan yang berkualitas untuk menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih inklusif. Upaya untuk mengatasi tantangan ini mencakup program untuk mengurangi kemiskinan dan memperbaiki kondisi kehidupan perkotaan, meskipun keberhasilannya masih belum jelas (World Bank, 2019). Singkatnya, meskipun otonomi Jakarta menawarkan peluang penting bagi tata kelola pemerintahan yang tepat waktu dan dinamisme perekonomian, otonomi ini juga menimbulkan tantangan yang kompleks dalam hal koordinasi, efisiensi manajemen, dan keseimbangan sosial.

Kepemimpinan yang efektif dan perencanaan strategis sangat penting untuk memanfaatkan potensi otonomi sekaligus meminimalkan tantangan-tantangannya. Masa depan pemerintahan mandiri di Jakarta akan bergantung pada kemampuannya untuk menyeimbangkan kebutuhan daerah dengan kepentingan nasional dan mendorong pertumbuhan inklusif yang bermanfaat bagi seluruh rakyat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun