Daya Tarik Wisata Budaya
Tengkuluk kini mulai dilirik sebagai daya tarik wisata budaya. Wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Jambi Seberang kerap diajak mencoba melipat dan mengenakan tengkuluk dalam sesi foto budaya. Dalam paket wisata budaya, wisatawan bahkan diajak berkunjung ke rumah-rumah panggung tradisional sambil belajar filosofi tengkuluk dari tokoh adat.
"Tahun lalu ada wisatawan dari Prancis yang sangat tertarik dengan tengkuluk. Ia bahkan membeli beberapa jenis kain tengkuluk dan mempelajari cara melipatnya," tutur Fitriani, pelaku UMKM kain tradisional Jambi di kawasan Seberang Kota.
Selain itu, tengkuluk juga mulai dikreasikan dalam bentuk modern tanpa menghilangkan nilai aslinya, seperti menjadi turban kontemporer, tas etnik, dan aksesoris mode lainnya. Inovasi ini diharapkan mampu menjangkau generasi muda yang cenderung lebih tertarik dengan gaya busana yang fleksibel dan praktis.
Pentingnya Peran Pendidikan dan Media
Pendidikan dan media memiliki peran krusial dalam pelestarian tengkuluk. Melalui kurikulum muatan lokal, sekolah-sekolah di Jambi mulai menyisipkan materi tentang tengkuluk dan busana adat. Sementara itu, media sosial seperti Instagram dan TikTok juga menjadi wadah promosi yang efektif.
"Banyak remaja sekarang belajar melipat tengkuluk lewat video pendek. Ini sangat membantu dalam menumbuhkan kembali rasa cinta terhadap budaya," jelas Dinda Pramesti, mahasiswi Universitas Jambi yang aktif membuat konten budaya di TikTok.
Namun, Dinda juga mengingatkan bahwa pelestarian tidak cukup hanya di permukaan. "Kita perlu tahu cerita di balik tengkuluk. Tidak cukup hanya tahu cara melipat, tapi harus tahu mengapa kita melipatnya begitu," ujarnya dengan semangat.
Tengkuluk khas Jambi Seberang adalah cerminan jati diri perempuan Melayu Jambi --- anggun, terhormat, dan penuh makna. Menjaga tengkuluk berarti menjaga akar budaya. Di tengah perubahan zaman, tengkuluk memberi pesan bahwa tradisi tidak harus hilang, tapi bisa hidup berdampingan dengan modernitas.
Bagi masyarakat Jambi, tengkuluk bukan hanya soal estetika, tapi juga nilai, sejarah, dan identitas. Dan selama masih ada yang melipat dan mengenakannya dengan bangga, maka tengkuluk akan terus hidup --- mengikat masa lalu dengan masa depan dalam lipatan-lipatan budaya yang tak lekang oleh waktu.
Referensi:
- Lembaga Adat Melayu Jambi. (2021). Dokumentasi Warisan Budaya Takbenda Provinsi Jambi: Tengkuluk. Jambi: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi.
- Kemendikbud RI. (2019). Tengkuluk, Penutup Kepala Penuh Makna dari Jambi. Diakses dari:
https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/ - Sari, Dwi Astuti. (2020). "Nilai Budaya dalam Tengkuluk Tradisional Masyarakat Melayu Jambi Seberang." Jurnal Adat dan Tradisi Melayu, Vol. 7, No. 2.
- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jambi. (2022). Panduan Wisata Budaya Jambi Seberang. Jambi: Disbudpar Jambi.
- Pemerintah Kota Jambi. (2023). Program Revitalisasi Budaya Lokal: Tengkuluk sebagai Identitas Daerah. Diakses dari:
https://jambikota.go.id/ - Tribun Jambi. (2021). Tengkuluk, Budaya Busana Wanita Jambi yang Kaya Makna. Diakses dari:
https://jambi.tribunnews.com/ - Yuliana, R. (2022). "Peran Generasi Muda dalam Pelestarian Tengkuluk di Jambi Seberang." Makalah Seminar Nasional Budaya Nusantara, Universitas Jambi.
- YouTube -- Dinas Kebudayaan Jambi. (2021). Tutorial Melipat Tengkuluk dan Maknanya.
Diakses dari: https://youtube.com/channel/DinasBudayaJambi