Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berhati-hati Membeli Furnitur, Awas Tertipu

3 Juli 2022   05:48 Diperbarui: 7 Juli 2022   17:43 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: allmodern.com

Pada masa kini, segala sesuatu bisa diperdagangkan dan dibeli secara online.  Jika hal ini akan kita lakukan, maka beberapa catatan ini perlu diperhatikan.

1. Mengenal betul kredibilitas orang atau toko yang menjual.  Ada sebuah cerita, seorang teman dari Papua berkenalan melalui sebuah akun media sosial dengan seseorang yang mengaku pengusaha meubel dari Jepara yang menawarkan satu set meja makan dengan harga yang sangat murah.  Tergiur dengan harga yang murah, akhirnya terjadilah transaksi.  Rekan tadi mentransfer uang sebagaimana yang diminta.  Setelah uang ditransfer, tiba-tiba akun media sosialnya diblokir oleh orang yang mengaku sebagai pengusaha meubel tadi.  Saya dihubungi rekan tadi dan saya lihat, ternyata KTP pengusaha tersebut jelas sekali hasil editan.  Dalam akun media sosialnya, profil sebagai seorang pengusaha memang kelihatannya meyakinkan, ada gambar berbagai meubel yang dijualnya.  Tapi itu kan gampang membuat profil seperti itu, tinggal cari foto diedit dan ditempelkan di profil kita.

2. Jika furnitur itu memakai bahan kayu yang mahal, jati misalnya, kemudian harga penawaran sangat murah, nah ini perlu hati-hati.  Harga kayu jati semakin hari semakin mahal.  Kayu jati yang didapat di tempat pembelian kayu yang telah ditentukan pemerintah di lingkungan perhutani harganya melebih kayu yang dipasarkan oleh masyarakat.  Furnitur dengan harga penawaran murah itu kemungkinannya adalah furnitur tersebut dibuat dari kayu yang masih usia muda, kemudian difinishing seolah menjadi kayu dengan usia yang tua.  Atau juga, furnitur itu dibuat dengan bahan dasar kayu waru atau mangga tetapi oleh penjual dikatakan bahwa furnitur tersebut dibuat dari kayu jati pilihan.  Bagi orang yang awam terhadap kayu jati, tentu akan terkecoh dengan model penjualan seperti ini.

3.  Cara pembayaran pun juga perlu dicari cara yang paling aman.  Kalau memungkinkan, setelah terjadi kesepakatan harga dan jenis barang, maka pembayaran jangan langsung dibayar 100 prosen.  Hal ini mengantisipasi jika barang yang datang tidak sesuai dengan pesanan dan rusak di tengah jalan saat pengiriman.  Jika mungkin, bayar dulu 25 prosen atau 50 prosen, selebihnya dibayar saat barang datang dan sesuai dengan pesanan baik kualitas maupun model dan ukurannya.  Pada perusahaan atau toko furnitur yang besar dan memiliki kredibilitas, pembayaran dengan basic demi kenyamanan konsumen dapat dilakukan.  Hati-hati jika penjual mendesak terus menerus supaya segera melakukan pembayaran tanpa jaminan barang kapan akan segera tiba.  Ketika melakukan transaksi dan hati merasa tidak enak, ekstra hati-hatilah sebelum melangkah lebih jauh.

Membeli Langsung di Tempat

Mungkin iklan televisi puluhan tahun yang lalu, "Teliti Sebelum Membeli," masih relevan dalam hal pembelian barang furnitur ini. Memang yang lebih baik adalah saat membeli furnitur kita datang langsung ke toko atau ke pengrajinnya.  Dengan kita datang ke toko, kita akan dapat melihat barang secara langsung dan dapat memilih model yang kita harapkan.  Jika sudah tercapai kesepakatan, ada baiknya perabot yang telah kita pilih kita foto dan nanti saat barang kita terima di rumah dicocokkan, apakah sesuai dengan gambar dalam foto itu.  Kadang ada penjual nakal, barang yang dikirim ternyata barang yang cacat atau dengan warna lain.  Hal ini tentu sangat mengecewakan pihak pembeli.

Jika bisa datang langsung ke pengrajin akan lebih baik.  Di tempat pengrajin, kita dapat melihat perabot saat dikerjakan.  Kita tahu persis jenis kayu dan kualitas kayu sebelum perabot itu dilakukan finishing.  Harga yang kita keluarkan akan sesuai dengan jenis kayu dan kualitasnya.  Memang hal ini akan diperlukan tambahan biaya transport jika jarak antara kita dengan pengrajin cukup jauh.  Dalam hal ini tergantung pihak pembeli.  Jika pembeli mantap hatinya dengan barang yang dilihatnya langsung, mungkin perjalanan sejauh apa pun akan dilakukan.  Beberapa hari yang lalu ada seorang bupati dari tanah Papua, mengambil pesanan perabot yang sebelumnya, saat melakukan pemesanan, dia datang langsung dari Papua ke Jepara untuk melihat kualitas kayu dan kualitas barang dari pengrajin yang akan menerima pesanannya.

Sangat menolong jika dalam survei atau melihat perkakas yang akan dibeli kita memiliki teman yang bisa dipercaya yang bertempat tinggal berdekatan dengan lokasi pengrajin perkakas yang kita maksudkan.  Dengan bantuan teman tadi, kita akan bisa memastikan bahwa pesanan perkakas tersebut memang terbuat dari kayu dan kualitas seperti yang kita harapkan.  Hal ini supaya tidak akan terjadi penyesalan di hari kemudian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun