Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Sudah Familiar Kata "Nusantara", IKN Indonesia

21 Januari 2022   05:47 Diperbarui: 21 Januari 2022   05:52 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: economy.okezone.com

Nama-nama yang telah diajukan selain Nusantara antara lain adalah Negara Jaya, Nusantara Jaya, Nusa Karya, Pertiwipura, Warnapura, Cakrawalapura dan Kertanegara.  Entah serius atau nyinyir, politikus Partai Gerindra Fadli Zon lebih mengusulkan nama "Jokowi" menjadi IKN dari pada Nusantara.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyampaikan bahwa kata  'Nusantara' dipilih menjadi nama IKN disebabkan kata "nusantara" ini  sudah dipahami sejak dulu, telah menjadi ikon, dan menggambarkan kenusantaraan Republik Indonesia. (CNN 20/1/2022)  Dengan demikian Suharso Monoarfa seperti hendak mengatakan bahwa Nusantara dipilih menjadi IKN selain sudah tepat dan sudah tidak asing bagi telinga orang Indonesia dan dari segi makna sangat sesuai karena bermakna mempersatukan keberbagaian Indonesia.

Apresiasi Media Asing

Beberapa media asing, sebagaimana yang dicatat oleh Kompas.com (19/1/2022) membahas tentang Nusantara sebagai IKN.  Maklum saja, media asing mengupas hal itu karena, para duta besar negara asing itu akan meninggalkan Jakarta dan kantor-kantornya akan dibangun di IKN Nusantara itu nantinya.  

Media The Guardian menuliskan di judul berita mereka, 'Indonesia menamakan ibu kota barunya Nusantara, menggantikan Jakarta yang tenggelam'.  Sedangkan media Deutsche Welle juga menyinggung Jakarta akan tenggelam di judul mereka.  'Indonesia selangkah lebih dekat untuk memindahkan ibu kota saat Jakarta tenggelam'tulis media DW di judul mereka.

Kalau bukan masalah politis yang menjadi dasar kritik, sebenarnya jika memang sudah dipilih nama Nusantara sebagai IKN, maka masyarakat Indonesia tinggal menerima dan membiasakan dengan nama kota itu.  

Toh nama "nusantara" juga memiliki nilai filosofi yang bagus, selain itu, kata "nusantara" juga sudah lama digunakan dengan makna yang positif, sehingga sudah familiar di masyarakat.  Tapi kalau kemudian dasarnya politis, apalagi ketidaksukaan pada Jokowi dan pemerintahannya yang menjadi alasannya, wah memang repot.

Lagu Koes Plus yang berjudul Nusantara 5 yang aku nyanyikan saat ujian praktek nyanyi di sekolah dasar itu, liriknya selanjutnya: Berlimpah-limpah kekayaan Nusantara/ Tiada dua di mana jua/ Nusantara, oh, Nusantara/ Siapa tak kenal Nusantara?/ Siapa tak suka Nusantara?/ Siapa tak sayang Nusantara?/ Oh-oh-oh...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun