Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Natal 2021: Berbagi Rasa dengan Tetangga

25 Desember 2021   07:49 Diperbarui: 26 Desember 2021   09:16 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senantiasa berbagi rasa di tengah keluarga (Dok.Pri)

Natal 2021: Berbagi Rasa dengan Tetangga

Oleh: Suyito Basuki

Seorang ibu yang sudah sepuh datang bersama anaknya, seorang ibu muda, sebut saja Y yang memiliki 2 orang anak putri yang beranjak dewasa.

Ibu sepuh yang sudah akrab dengan keluarga kami itu sekarang kurang jelas penglihatannya karena terserang penyakit katarak.  Pernah melakukan operasi katarak gratis yang diadakan oleh pemerintah tetapi hasilnya belum maksimal.  Dia masuk ke teras rumah dengan tertatih dituntun oleh anaknya Pada waktu awal-awal covid meraja lela, di mana ibadah gereja ditutup, ibu ini datang dengan suaminya yang juga sudah sepuh, berdua ke rumah untuk mengadakan ibadah online bersama keluarga kami.  Pada masa itu, hingga beberapa bulan, gereja membuat rekaman melalui youtube dan warga jemaat mengikuti ibadah di rumah masing-masing atau bergabung kepada keluarga yang memiliki jaringan internet di rumahnya.

Setelah duduk di ruang tamu, ibu sepuh tadi mulai berbicara.  "Anak saya ini mau dicerai sama suaminya pak.  Besok itu akan menghadapi sidang pengadilan yang pertama, apa yang harus dia katakan?" demikian ujarnya.

Saya tidak kaget atas pernyataannya itu, karena sebelumnya dari berita tetangga dan anak-anak, hal itu sudah saya dengar.  Saya kemudian bertanya kepada anak dari ibu sepuh itu berikut kronologis singkatnya sampai suaminya akan menceraikannya.

Yang saya tahu, mereka sebelumnya hidup berumah tangga di desa pinggir pantai desa kami dengan rukun.  Kemudian sekitar 5 tahunan baru pindah di dekat rumah kami.  Suami dari ibu muda ini bekerja sebagai nelayan.  Sesekali saya diberi hasil tangkapan ikan segar darinya.  Saya hanya berkomunikasi seperlunya saja karena kesibukan masing-masing.

Selama ini sepertinya tidak ada masalah serius di dalam keluarga mereka.  Hanya pernah terjadi sedikit keributan antara suami ibu Y itu dengan mertua lelakinya.  Saya tidak tahu sumber keributan itu secara pasti, dan saya tidak mengurusnya karena masalah itu sepertinya sudah berhenti dengan sendirinya.

Saya kemudian mengatakan kepada ibu sepuh dan anaknya, seorang ibu muda itu dengan kalimat-kalimat yang  saat itu saya fokuskan pada masalah yang akan dihadapi oleh anak-anak kalau perceraian itu terjadi.  Saya katakan bahwa anak-anak akan mengalami trauma dan akan stres karena perceraian orang tua mereka.

Dari segi kebutuhan pendidikan, tentu mereka akan mengalami kesulitan untuk meneruskan studi mereka karena masalah perhatian, psikologis dan ekonomi keluarga yang tidak mencukupi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun