Mohon tunggu...
Suwarto Saja
Suwarto Saja Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

TNI Waspadai Penyebaran Wabah Difteri

22 Januari 2018   16:14 Diperbarui: 22 Januari 2018   16:20 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TNI Waspadai Penyebaran Wabah Difteri

PURWODADI- Agar terhidar dari  bahaya  penyebaran penyakit difteri dilingkungan prajurit Kodim 0717/Purwodadi, dilaksanakan sosialisasi tentang penyakit difteri oleh dr. Rini petugas dari Klinik Pratama Kartika 20 yang di ikuti oleh puluhan orang bertempat di Aula Makodim Jalan Suhada No. 2 Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Senin (22/1).

Selaku narasumber dr. Rini mengatakan, bahwa Difteri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Gejalanya berupa sakit tenggorokan, demam, terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan. Kasus yang parah, infeksi bisa menyebar ke organ tubuh lain seperti jantung dan sistem syaraf, serta juga mengalami infeksi kulit. Sangat berbahaya jika racun Difteria menyebar ke organ tubuh yang lain. Difteri banyak ditemui di negara-negara berkembang seperti Indonesia, di mana angka vaksinasi masih rendah. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapapun.

Bakteri Difteri dapat menyerang jaringan apa saja pada tubuh, tanda-tanda yang paling menonjol adalah pada tenggorokan dan mulut. Tanda tanda yang dapat kita kenali berupa pembengkakan kelenjar pada leher, gangguan pernafasan, ngiler,demam, batuk keras, perasaan tidak nyaman juga berpengaruh pada penglihatan. Bicara yang melantur,tanda-tanda shock, seperti kulit yang pucat dan dingin, berkeringat dan jantung berdebar.

Difteri disebabkan oleh kuman Corynebacterium, yaitu bakteri yang menyebarkan penyakit melalui partikel di udara, benda pribadi, serta peralatan rumah tangga yang terkontaminasi. Penyebab lainnya adalah kontak dengan benda-benda pribadi yang terkontaminasi. Anda dapat terkena Difteri dengan memegang tisu bekas orang yang terinfeksi, minum dari gelas yang belum dicuci, atau kontak sejenisnya dengan benda-benda yang membawa bakteri. Difteri menyebar pada peralatan rumah tangga yang digunakan bersama, seperti handuk atau barang lainnya. Cara penanganan apabila ada seseorang yang terindikasi Difteri adalah dengan membawa ke dokter, dokter akan segera memberikan suntikan antitoksin, untuk melawan racun yang dihasilkan oleh bakteri. Setelah itu, dokter akan memberikan antibiotik untuk membantu mengatasi infeksi.

Pengobatan di rumah apabila terkena difteri banyaklah istirahat di tempat tidur. Batasi aktivitas fisik apabila jantung terpengaruh. Pencegahan yang baik terhadap difteri adalah dengan vaksin Difteri biasanya diberikan lewat imunisasi DPT (Difteri, Tetanus, Pertusis), sebanyak lima kali semenjak bayi berusia 2 bulan. Anak harus mendapat vaksinasi DTP lima kali pada usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 18 bulan, dan usia 4-6 tahun. Usia di atas 7 tahun diberikan vaksinasi Td atau Tdap. Vaksin Td/Tdap akan melindungi terhadap tetanus, difteri, dan pertusis yang harus diulang setiap 10 tahun sekali. Pemberian Imunisasi tidak hanya di Balita saja, termasuk untuk orang dewasa, papar Rini.

 Dengan penyuluhan kesehatan ini dr Rini berharap, anggota Kodim 0717/Purwodadi bertambah wawasan terhadap difteri, sehingga dapat mengantisipasi, mencegah dan mengambil tindakan apabila di keluarga, tetangga atau lingkungannya, mendapati indikasi seseorang terkena virus difteri, ungkapnya.(Pendim 0717/Pwd)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun