Mohon tunggu...
Sutriyadi
Sutriyadi Mohon Tunggu... Penulis - Pengangguran

Sekali hidup hidup sekali

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Salah Pilih Wakil, Prabowo Bisa "Tersungkur'" Keempat Kalinya

21 Juni 2021   09:52 Diperbarui: 21 Juni 2021   10:17 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapakah sosok yang ideal untuk menjadi wakil Prabowo di 2024? Tentunya masih misteri. Sebab ketua umum Partai Gerindra itu enggan terburu-buru menetapkan calon yang bakal mendampinginya di pemilu mendatang.

Di podcast Deddy Corbuzier, ia menyebutkan bahwa tidak menutup kemungkinan akan kembali maju sebagai capres, jika masyarakat menginginkannya untuk mengabdi untuk negeri ini. Namun siapa yang bakal berdiri di sisi kirinya, ia belum dapat menjawab. Tergantung situasi dan dukungan partai lain, katanya.

Jika benar ia akan maju sebagai capres, lalu siapakah kira-kira sosok yang tepat sebagai cawapresnya? Apakah Anies, Puan, atau Ganjar? Tiga nama ini selalu keluar di bursa capres atau cawapres menurut hasil beberapa lembaga survei. Namun melihat kredibilitas lembaga survei saat ini, semacam deretan warna yang mudah ditebak. Sehingga masyarakat memiliki pilihannya masing-masing.

Mari kita bahas satu-persatu. Anies misalnya, ia telah dicap masyarakat sebagai bagian dari Prabowo. Sebab gubernur DKI Jakarta itu diusung oleh Partai Gerindra serta pernah ikut serta mengkampanyekan Prabowo-Sandi di 2019. Oleh sebabnya ia dipandang belum mampu mengambil hati pemilih Jokowi-Ma'ruf.

Prabowo juga butuh suara pemilih Jokowi untuk bisa duduk di kursi RI 1. karenanya ia harus mencari wakil yang dapat merepresentasikan harapan pemilih (01). Kita tahu pemilu dua tahun silam, masyarakat Indonesia terbelah dua. Kubu (01) Jokowi-Ma'ruf dan (02) Prabowo-Sandi.

Keterbelahan pandangan ini tetap membekas di kepala masing-masing pemilih. Kecondongan hati setiap pemilih merupakan kembang dari fanatisme. Terlebih jejak digital tidak dapat dihilangkan.

Jika Puan, cucu dari presiden pertama ini dianggap belum matang dalam karier politik. Berkaca pada sejarah, Prabowo pun pernah menjadi duet Megawati (ibu dari Puan) yang notabenenya dianggap senior dalam kancah politik tanah air serta pernah menjabat sebagai presiden RI, tapi belum mampu menarik perhatian rakyat di pilpres 2008. Alhasil, Mega-Prabowo kalah dari SBY-Boediono.

Kubu Prabowo akan berpikir ulang jika harus disandingkan dengan ketua DPR RI itu. Lalu bagaimana dengan Ganjar?

Gubernur Jawa Tengah dan Puan merupakan representasi PDIP. Ia masih muda, belum dikenal oleh pemilih luar Jawa. Walaupun sebagian kecil setiap pemilih, memilih karena merasa ada kecocokan dengan personal yang dipilih. Namun jangan disepelekan, bahwa ada pula pemilih yang tidak memilih karena merasa tidak memiliki kesamaan visi dan misi atau kecondongan dengan partai tertentu. Dan dua nama tersebut berasal dari gerbang yang sama. Sehingga boleh jadi pendukung Prabowo goyah soal ini.

Prabowo harus memilih tokoh yang dapat mewakili pemilih Jokowi 2019 lalu. Namun sosok itu juga dapat diterima oleh para pemilih dan pengikut setianya. Sepertinya sosok tersebut bukan berasal dari partai.

Saya paham kenapa partai kepala banteng itu mencoba memunculkan banyak nama, seperti Risma dan bahkan ketua umum partanya sendiri. Semakin banyak figuran maka partai itu menjadi wadah besar yang dapat menampung dan mempersatukan persepsi juga akan semakin kuat karena memiliki banyak opsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun