Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Aih, Indahnya Interkoneksi Kompasianer Dewa Gilang dan Elsa Mardianita

30 Mei 2012   16:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:35 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Dewa Gilang, yang katanya baru berumur 15 tahun, tak bisa dipungkiri menjadi magnet baru di Kompasiana ini. Selain kehebatan konten tulisannya, juga makin diroketkan oleh Kompasianer Bang Ragile (Agil) yang meluncurkan tulisan tentang profile Dewa Gilang Lintang Ramadhan dan beberapa artikel terkait dari Kompasianer lain seperti saudari Elsa Mardianita.

Judul tulisan Elsa Mardianita adalah Curahan Hati Dewa Gilang Kepada Saya. Pada intinya memuat curahan hati Dewa Gilang kepada Elsa melalui inbox, semacam konfirmasi Dewa Gilang kepada khalayak Kompasianer tentang pendiriannya terkait rasa penasaran dan keingintahuan para Kompasianer akan identitas Dewa Gilang sebenarnya, untuk lebih lengkapnya silahkan klik sendiri link judulnya di atas. Maka, makin ramailah berbagai komen terkait Dewa Gilang.

Yang ingin penulis sorot adalah betapa Kompasiana telah menghubungkan banyak orang dengan kegemaran yang sama. Menulis. Akan tetapi tidak sekedar menulis, melainkan juga meliputi aspek emosi yang melatari kehadiran seseorang di Kompasiana, melatari sebuah tulisan, bahkan melatari sebuah hubungan pertemanan di Kompasiana. Satu diantaranya menghubungkan seorang Dewa Gilang dengan Elsa Mardianita. Seperti pengakuan Gilang sendiri, hanya Elsa satu-satunya orang yang ia percaya di Kompasiana ini. Penulis sendiri sih tak heran dengan kepercayaan Dewa Gilang kepada Elsa tersebut.

Memang. Jika dibaca dengan perlahan tulisan Elsa dan komentar-komentarnya terkait artikel itu dan artikel Dewa Gilang sendiri, nampaknya memang hanya Elsa seorang yang mampu "menyelam" ke dalam diri Dewa Gilang. Berempati. Pancaran energinya terasa pada setiap huruf, kata, dan frase yang terbentuk (hehe..lebay). Kompasianer yang lain-lain bisa juga berempati pada Dewa Gilang, tapi tidak sedalem Elsa.

Hubungan yang begitu saling berempati terasa luar biasa. Karena mereka sendiri nampaknya belum pernah melakukan kopi darat, kopi laut, maupun kopi udara. Hanya bersua melalui jaringan maya. Mau tak mau saya terharu juga dengan interkoneksi begini rupa. Terlepas apapun identitas Dewa Gilang dan Elsa Mardianita sebenarnya, itu semua menjadi luruh dalam perasaan paham akan interkoneksi itu sendiri (hai, lebay lagi).

Kepada Gilang, jika memang tak hendak membuka identitasnya ya tak usah dibuka. Biarkan saja "roh penasaran" hidup bergentayangan di rimba belantara Kompasiana ini. Roh Penasaran itu kita pelihara sama-sama. Biar tulisan Dewa Gilang makin greget dibaca. Jangan terprovokasi.

Jika identitas Dewa Gilang dibuka, Roh Penasaran akan lepas keluar dari botol Kompasiana. Wah, bisa-bisa gawat ceritanya. Orang-orang akan merasa "lain" membaca tulisan Dewa Gilang. Roh Penasaran sudah tidak menempelkan tubuhnya lagi pada setiap huruf yang dituliskan Dewa Gilang. Ini sih...mungkin. Bisa jadi tak berpengaruh apapun.

Begitupun jika ada sebagian pendekar Kompasianer baik "golongan putih" maupun "golongan hitam" terus memprovokasi supaya Dewa Gilang mau ditreking, direportase ke tempat, di-kopidarat-kan, dibuktikan keberadaannya dan seterusnya, dengan alasan silaturahmi dan seterusnya. Sebaiknya jangan mau. Dengan catatan, jika memang tak mau. Kalau memang mau, ya, baik-baik aja. Toh melalui Kompasiana ini juga sudah silaturahmi namanya, silaturahmi abad internet.

Kepada orang-orang serupa Dewa Gilang dan Elsa Mardianita, semoga tambah rukun sampai kakek-kakek dan nini-nini. Selamat menjalin interkoneksi di Kompasiana.

Oh, ya, terakhir hampir kelupaan. Hanya dua Kompasianer saja yang penulis anjurkan untuk melakukan kopi darat terkait per-Gilang-an ini, itupun kalau mereka mau mempertimbangkan, yaitu... Dewa Gilang dan Elsa Mardianita! Diam-diam aja. Biar makin ramai dimana Roh Penasaran bisa beranak-pinak, tolong rahasiakan hasil dari kopi darat itu. Simpen aja untuk kalian berdua. He he he. Salam.[]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun