Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pejabat Malas Membaca, Berbahaya Bagi Pembangunan Bangsa

27 September 2025   05:00 Diperbarui: 25 September 2025   22:28 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar:pahamify.com)

Pejabat hendaknya memberikan contoh dan teladan yang baik. Sikap, perbuatan dan termasuk kegemaran membaca.

Fenomena pejabat yang malas membaca menjadi perhatian dan sorotan khusus masyarakat.

Karena hal ini berdampak pada kurangnya pemahaman mendalam terhadap isu-isu yang harus mereka dalami.

Membaca adalah dasar penting bagi pengembangan pengetahuan dan kebijakan yang berbasis bukti. Saat pejabat malas  membaca, maka akan berdampak pada kualitas kebijakan publik dan berefek pada buruknya Pemerintahan.

Dampak dari hilangnya budaya membaca

Hilangnya budaya membaca di kalangan pejabat dapat menyebabkan masalah seperti:

* Terbatasnya pengetahuan

Pejabat yang malas membaca tidak memiliki pengetahuan yang memadai sehingga sulit untuk membuat keputusan yang tepat. Hal ini mengakibatkan lahirnya kebijakan yang tidak efektif bahkan kontra produktif.

* Kurang inovatif

Membaca dapat membuka wawasan dan ide-ide baru. Tanpa membaca, pejabat tidak dapat mengembangkan solusi inovatif untuk memecahkan masalah yang kompleks.

* Keputusan yang buruk

Keputusan yang tidak didasari pengetahuan yang memadai dapat berdampak negatif pada masyarakat dan negara. Kebijakan yang lahir tidak memiliki dasar analisa, sehingga bersifat pemborosan dan tidak dapat memuaskan publik.

Solusi untuk meningkatkan budaya membaca

Guna mengatasi masalah ini, usulan langkah yang harus diambil adalah:

* Promosi budaya membaca

Pemerintah rajin mempromosikan budaya membaca di kalangan pejabat dan masyarakat luas. Dapat berupa program literasi, seminar dan kampanye membaca.

* Akses ke sumber informasi

Menanamkan budaya mengakses ke sumber informasi yang berkualitas melalui perpustakaan digital, jurnal ilmiah dan laporan penelitian.

* Pengembangan profesional

Mengadakan pelatihan dan pengembangan profesional guna mendorong pejabat yang tidak berasal dari kalangan akademisi. Sehingga pejabat tersebut dapat belajar, mengejar ketertinggalan, dan meningkatkan pengetahuan mereka.

Dengan mendorong pejabat untuk rajin membaca, tentu mengharapkan kualitas pejabat dapat meningkat, sehingga pembangunan bangsa akan mudah terwujud. Semoga visi Indonesia Emas pada 2045 diikuti dengan misi membudayakan membaca bagi pejabat dan masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun