Siskamling atau Sistem keamanan Lingkungan diperlukan bila aparat kepolisian memiliki tugas terlalu padat, misalnya harus mengantisipasi demo,
 dan melindungi fasilitas umum.
Diperlukan jekonpakan warga untuk melakukan Siskamling secara bergilirab, misal dua warga per RT. Memang lingkungan sudah memiliki satuan keamanan (satpam) yang pada umumnya menjaga pintu gerbang masuk, dan secara acak melakukan patroli keliling.
Pada kondisi normal, lazimnya cukup, bila perumahan sudah memiliki pagar tembok yang mengelilingi perumahan. Juga untuk mencegah masuknya orang atau kelompok yang tidak diinginkan, sebaiknya ditambahkan pintu portal yang bisa dibuka tutup pada saat ada kendaraan melintas.
Pada situasi keamanan yang cukup rawan, satuan keamanan yang beranggotakan 2-4 personal pasti kurang memadai. Maka sebaiknya ditambah personal dari warga secara bergiliran. khusnya dari tiap rumah yang memiliki anggota keluarga pria dengan usia 20-40 tahun dan berbadan sehat.
Memang dengan adanya Siskamling akan mengganggu aktivitas dan kebugaran warga yang bekerja. Karena diterapkan secara bergiliran, diharapkan warga bisa mengajukan cuti kerja, sehingga tidak mengganggu aktivitas kerja.
Kecuali warga yang sedang bertugas ke luar kota, bisa minta waktu Jaga diganti, atau membayar petugas keamanan agar bersedia menggantikan. Namun sebaiknya perkecualian ini hanya bagi warga yang benar-benar sedang bertugas di luar kota atau sakit. Jangan dimanfaatkan oleh warga yang kaya untuk menghindari tugas dengan membayar.
Alasan pentingnya Siskamling diaktifkan lagi adalah :
* Partisipasi masyarakat, faktor keamanan perlu ditingkatkan pada saat rawan, maka sebagai bentuk tanggung jawab dan rasa memiliki lingkungan, sebaiknya mengikuti sertakan warga.
* Mengingatkan adanya prinsip gotong royong, prinsip gotong royong yang pada umumnya telah terkikis di perkotaan diingatkan kembali.
* Mengatasi minimnya sumber daya, petugas satuan keamanan yang terbatas perlu dibantu dengan partisipasi warga.
* Meningkatkan keakraban, warga yang jarang bertemu bahkan tidak saling kenal, karena pergi pagi dan pulang petang, melalui Siskamling dapat saling kenal dan guyub.
Mengaktifkan Siskamling bukan berarti warga harus siap bertatuh jiwa raga untuk melawan orang yang tidak dikenal, maupun massa yang anarkis. Tindakan ini hanya bersifat preventif, jadi sebaiknya dilakukan:
* Koordinasi dengan Aparat Keamanan, sebaiknya Lurah/ Ketua RW/ Ketua RT berjoordinasi dengan pihak kepolisian, bahkan bila perlu dengan TNI Â Sehingga bila terjadi serangan atau serbuan dari kelompok yang bermaksud buruk, warga sudah siap, dan bisa segera minta bantuan aparat keamanan.
* Pelatihan fisik, secara rutin sebaiknya diadakan latihan fisik berupa bela diri, sehingga warga memiliki disiplin dan keberanian serta mental yang kuat dalam menghadapi situasi. Buruk.
Jadi pengaktifan Siskamling di perumahan rasanya tidak berlebihan, karena juga banyak manfaat positifnya.