Suasana Rumah Oei yang menampilkan kuliner, arsitektur, penginapan dan batik Lasem belum begitu ramai.
Pada awalnya kami hanya bermaksud menikmati Kopi Lelet, karena kami penasaran karena baru kami dengar. Kalau gerai kopi lazimnya khan menawarkan Americano, Cappuccino atau Latte.
Tapi di Lasem, kami melihat tulisan Kopi Lelet. Apakah ini ? Kalau di Yogya, kami pernah mencoba berupa kopi yang dicelupin arang membara sehingga menimbulkan bunyi "Joss".
Nah, Kopi Lelet di Lasem saat disajikan ya biasa-biasa saja. Namun saat kami menyeruput kopi dari cangkirnya, kami dihampiri seorang tamu lain. "Maaf cara menikmati Kopi Lelet bukan hanya begitu"
"Lalu harus bagaimana ?"
Lalu tamu itu melatih kami untuk menikmati Kopi Lelet dengan benar.
Pertama, kopi yang berada di dalam cangkir diaduk merata, dituang ke tatakan cangkir. Tunggu hingga ampasnya mengendap di dasar tatakan cangkir.
Kopi yang telah berkurang panasnya, lalu kita seruput dari tatakan cangkir, hanya cairannya ya, jangan sampai ampasnya ikut terseruput.
Kedua, setelah tinggal tersisa ampas kopi pada tatakan gelas, ambil tisu untuk menyerap sisa cairan pada ampas kopi.
Ketiga, setelah ampas kopi tampak kering, kucurkan susu mental manis, sebagai perekat.
Keempat, aduk hingga rata dengan sendok. Lalu ambil sebatang rokok, baik kretek maupun rokok putih. Lalu dengan tusuk gigi lukislah rokok dengan ampas kopi. Istilahnya meleletkan ampas kopi di rokok. Setelah rokok terlukis dengan bagus, mulailah membakar rokok dengan cara diisap.
Kelima, isaplah rokok hingga rokok yang ada lukisannya terbakar. Nah, rasakan sensasi aroma kopi pada rokok yang diisap.
Itulah sebabnya disebut Kopi Lelet.
Jadi, sekarang sudah tahu ya, kenapa kopi di Lasem dinikmati dengan cara seperti di atas.
Mau coba ? Siapa takut !
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI