Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Belanja Baik Asalkan ....

6 Februari 2025   05:00 Diperbarui: 5 Februari 2025   20:38 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: freepik)


Kebiasaan berbelanja sebelum puasa adalah sebuah tradisi sejak dulu. Rasanya tidak etis bila harus menyalahkan tradisi ini, bisa-bisa kena pasal penistaan agama, hah ?

Yang penting yang dibelanjakan itu sesuai dengan kebutuhan, jangan mengikuti pola konsumtif, karena sudah berada di super market atau departement store langsung kalap atau lapar mata.

Asal tujuannya untuk memiliki persediaan makanan yang memadai untuk buka puasa dan sahur, ini sangat bagus. Juga belanja keperluan ibadah, seperti mukena, sarung, peci, dan sajadah itu justru baik, karena dapat meningkatkan kekhusukan saat beribadah.

Mungkin di era digital ini,  kebiasaan berbelanja telah terdisrupsi ke belanja daring atau belanja via Tik Tok, karena hemat waktu, biaya, dan tenaga.

Hanya saja iman harus kuat, jangan tergoda oleh promo atau diskon yang ditawarkan, sehingga barang-barang yang bukan kebutuhan juga dibeli, dengan alasan mumpung murah. Karena nanti bakal mubazir, alias tidak dipakai, hanya teronggok di lemari.

Beberapa kebiasaan berbelanja yang termasuk negatif adalah:

1. Boros,  belanja secara berlebihan. Jangan besar pasak daripada tiang.

2. Waspadai kenaikan harga, banyak pedagang yang menerapkan aji mumpung, saat banyak orang berbelanja, harga dinaikkan.

3. Memicu stress, banyaknya keperluan yang akan dibeli memicu stress, sebaiknya pilih sesuai kebutuhan.

4. Harus efisien, belanja seperlunya supaya masih ada sisa dana, untuk mudik atau berlebaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun