Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Etiskah Phubbing?

4 September 2023   05:00 Diperbarui: 4 September 2023   06:42 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: kompas.id)


Ada satu istilah baru, yaitu phubbing. Ada beberapa Kamus bahasa Inggris yang telah memasukkan istilah ini  Sejauh ini memang belum ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia, sehingga pasti belum ada dalam KBBI (Kamis Besar Bahasa Indonesia). Padanan mudahnya, phubbing adalah keranjingan gawai.

Istilah phubbing muncul dari Australia pada 2012, jadi sebenarnya tidak terlalu baru. Karena sudah 11 tahun yang lalu . Berasal dari kata Phone dan Snubbing. Kegiatan phubbing adalah tindakan manusia yang tidak dapat melepas telepon genggam / gawai dari pandangannya, meski sedang rapat, berbicara dengan orang lain atau makan bersama keluarga atau teman.

Jadi, seseorang dikatakan melakukan phubbing, bila sedang berbicara dengan orang lain, namun pandangannya tidak bisa terlepas dari telepon genggamnya, entah membaca pesan singkat maupun melihat status temannya di media sosial.

Jadi, orang ini selalu merasa takut / kawatir ketinggalan informasi yang masuk melalui gawainya.

Beberapa aktivitas phubbung dengan keluarga, adalah saat makan bersama keluarga, sambil ngobrol bersama, namun mata tidak terlepas dari gawai, atau bila mendengar masuknya pesan, langsung melihat gawai.

Sebuah karikatur mengadopsi gambar dari kaleng biskuit "Khong Guan" yang melukiskan sebuah keluarga sedang makan bersama, sebagai kondisi dulu. Sedang pada kondisi sekarang, digambarkan masing-masing anggota keluarga sedang memegang gawai.

Aktivitas phubbing juga bisa terjadi saat orangtua sedang membantu anak-anak belajar. Bunyi notifikasi dari telepon genggam akan mengganggu konsentrasi saat sedang mengajar anak-anak.

Di tempat kerja juga sering terjadi. Pada saat sedang ada rapat peting, masih saja ada peserta rapat yang asyik dengan gawainya.

Aktivitas ini dinilai sebagai asosial. Karena dianggap kurang menghargai orang lain. Apakah aktivitas phubbing ini perlu dilarang? Sebagai etika, tidak perlu dilarang secara khusus, namun sebaiknya perlu dihimbau agar jangan selalu bersinggungan dengan gawai pada saat sedang beraktivitas dengan orang lain. Khususnya bila sedang mengendarai kendaraan bermotor, sebaiknya hindari pemakaian gawai, guna menghindari kecelakaan yang dapat membahayakan orang lain maupun diri sendiri.

Bahkan, ada restoran atau keluarga yang menyediakan satu basket (keranjang), sebelum duduk di depan meja makan, setiap yang akan ikut makan harus meletakkan gawainya di keranjang tersebut. Mungkin ini adalah salah satu cara untuk mengikis hobi atau kebiasaan phubbing.

Jadi ingatlah telepon genggam / gawai jangan mendekatkan yang jauh, tetapi justru menjauhkan yang dekat, keluarga maupun teman kerja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun