Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Yuk Belajar Video

28 Agustus 2023   05:00 Diperbarui: 28 Agustus 2023   05:03 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama (dok: Rahab)


Antara tulisan dan video tentu beda dalam menilai positif atau negatifnya suatu aktivitas. Video mampu membuat seseorang dengan cepat memahami suatu peristiwa. Bahkan ada joke yang sering beredar, informasi tertulis tanpa gambar adalah hoaks.

Sebelum pandemi, penulis sempat adu argumen dengan penulis senior, Gapey Sandy. Dia meramalkan, bahwa dimasa datang vlogger akan melibas blogger. Penulis sempat menyanggahnya, bahwa blogger dan vlogger akan berjalan seiring sesuai keahliannya masing-masing. Saat itu hanya ada You Tube. Sementara teknologi berkembang pesat, kini muncul Reels dan Tik Tok yang makin meningkatkan kemampuan menghasilkan video. Belum lagi banyak muncul aplikasi penyuntingan yang lebih user friendly, sebut saja salah satunya CapCut.

Ternyata prediksi Gapey Sandy ebih tepat, bahkan Kompasiana sekarang memberikan fasilitas untuk melekatkan video pada tulisan. Yang sering  dilakukan oleh Rahab, boss KPK, karena memang dulunya nenyunting video adalah bidangnya. Sekarang dengan maraknya video menjadi ladang cuan baginya, dapat berwisata ke Labuan Bajo gara-gara memenangi kompetisi video. Bahkan  kini Kompasiana memberikan tantangan bagi Kompasianer yang konten videonya bagus dan diminati Kompas TV, bisa tayangkan di televisi dan Kompasianer akan menerima fee.

Ketika KPK nenawarkan program "KPK Belajar Video Bagi Pemula", dengan narasumber Agung Handoyo, yang Reelsnya tentang kereta api dan UMKM berseliweran di Instagram. Tanpa pikir panjang, saya langsung mendaftar, apalagi venuenya di O2 Corner, Palmerah, yang hanya 4 stasiun dari rumah saya.

Tentu tujuannya, saya harus bisa menyunting video, meski saya tidak memiliki passion dibidang video. Dulu saat video masih harus disunting dengan Power Director, saya malas sekali mempelajarinya. Sekarang, karena sudah eranya video, maka saya harus bisa supaya tidak dianggap gaptek, meski saya sudah lansia.

Jumat sore 25 Agustus 2023, tepat jam 15.00, saya sudah standby di O2 Corner. Namun heran, koq mas Rahab dan mas Agung belum kelihatan. Karena penasaran, saya membuka aplikasi WA, dan ternyata ada pesan singkat dari mas Rahab bahwa venue pindah ke Bentara Budaya Jakarta (BBJ),:yang terletak di depan O2 Corner.

Ternyata alasan mas Rahab, di BBJ sedang ada even Palmerah Yuk, sehingga tepat untuk latihan praktek mengambil video (Footage).

Peserta (dok: Rahab)
Peserta (dok: Rahab)
Ternyata hadir sekitar 8 orang Kompasianer dari 20 orang yang ditargetkan.

Setelah mas Rahab membuka acara selaku Ketua KPK, maka waktu diserahkan sepenuhnya pada mas Agung Han.

Mas Agung Han yang sudah mempersiapkan materi juga bingung, karena dengan pindah ke BBJ berarti tidak ada overhead proyektor. Maka pelatihan dilakukan langsung, untung pesertanya sedikit jadi efektif

Mas Agung Han mengawali pelatihannya dengan mengatakan bahwa membuat video harus mempunyai kepentingan tertentu. Contohnya seperti saat dia bekerja di KAI, banyak temannya yang sudah bisa membuat video, maka supaya tidak ketinggalan zaman, mas Agung merasa perlu belajar juga. Dan akhirnya dia menjadi terbiasa karena banyak berlatih (praktek) dan banyak bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun