Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perayaan 17-an Merekatkan Antar Tetangga

11 Agustus 2023   05:00 Diperbarui: 11 Agustus 2023   05:08 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: suara.com)

Sebagai karyawan yang sering ditugaskan keluar kota, bila kebetulan sedang tidak ada jadual ke luar kota pada bulan Agustus adalah yang paling menyenangkan.

Waktu awal bekerja, saat sebelum sering ditugaskan ke luar kota, mengikuti perayaan 17-an adalah peristiwa yang paling menyenangkan. Sebagai anggota P7 (Pergi Pagi Pulang Petang Penghasilan Pas Pasan), saya paling jarang ketemu tetangga di kompleks perumahan. Bahkan akhir pekanpun masih sering ada kegiatan bersama teman-teman kerja, karena saat itu hari Sabtu masih hari kerja. Jadi rekreasi bersama teman-teman kantor hanya bisa dilakukan pada hari Minggu. Kebanyakan nonton film di bioskop atau teater, atau mengikuti wisata jalan kaki.

Kesempatan tiap perayaan 17-an selalu dipergunakan sebaik-baiknya untuk bersilaturahmi dengan tetangga, agar tidak dikatakan sombong.

Pada tahun 1980-2000 di perumahan masih banyak lahan kosong, sehingga kira-kira 2 minggu sebelum tanggal 17 telah dimulai dengan pertandingan olahraga, seperti volley, bulutangkis dan pingpong. Selain itu juga ada catur yang bisa dipertandingkan di Balai Desa.

Diatas tahun 2000, lahan kosong sudah banyak terisi, sehingga pertandingan olahraga tinggal catur dan pingpong.

Pada saat pertandingan olahraga, baik ikut bertanding ataupun sekedar nonton, adalah saat yang menyenangkan. Karena warga dari 6 RT dapat saling bertemu dengan penuh keakraban. 

Semua berbaur, tanpa ada sekat karena politik atau SARA Selain pertandingan olahraga, ada lomba yang tidak membahayakan, seperti lomba masak nasi goreng untuk bapak-bapak, lomba memasukkan pensil bagi Ibu-ibu ke dalam botol, serta lomba makan kerupuk bagi anak-anak, dan karnaval kendaraan hias bagi anak-anak. 

Pemenang pertandingan olahraga dan lomba mendapat hadiah yang dibagikan pada malam kesenian pada tanggal 17 malam. Setelah tahun 2000 malam kesenian tidak ada lagi karena ketiadaan lahan kosong. Pada malam kesenian, warga bernyanyi dan menari. Dari warga untuk warga sungguh kompak dan menyenangkan. Hadiah dan konsumsi diperoleh dari sponsor, dari warga yang termasuk orang kaya.

Lomba panjat pinang meski disenangi sebagian warga tidak diadakan oleh panitia karena dianggap berbahaya. Meski di kawasan perumahan kami terdapat danau, namun lomba yang bertendensi membuat orang tercebur dan basah kuyub juga tidak diadakan.

Diatas tahun 2000 lomba masih ada, juga karnaval kendaraan hias. Namun malam kesenian yang sudah tidak ada lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun