Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Koteka Trip (6 dari 6): Dari Taman Fatahillah hingga Kafe Sunyi

17 Agustus 2022   09:48 Diperbarui: 17 Agustus 2022   19:37 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Didepan Musejak (dokpri)

Koteka komunitas traveler Kompasiana, tahun ini genap berusia 7 tahun. Bila selama dunia dilanda pandemi kegiatan Koteka terpaksa dilakukan secara daring (virtual) yaitu Koteka Talk yang telah mencapai episode 102 dan telah berhasil menampilkan banyak Duta Besar. Kini, pada 16 Agustus 2022, Koteka berani mengadakan trip secara luring.

Waktunya disesuaikan dengan kedatangan mbak Gana dan keluarganya dari Jerman, yang sekalian berlibur ke Dubai, Tanjung Puting, Semarang, Lombok, Surabaya, Jakarta, Singapura, sebelum kembali lagi ke Jerman. Karena ada seminar, Ony Jamhari, Ketua Koteka hari ini berhalangan hadir.

Peserta Koteka Trip kali ini lebih bersifat ingin bertemu dengan mbak Gana, setelah hanya bisa bertemu secara daring. Hadir Taufik dan Edrida, dua nara sumber Koteka Talk. Perwakilan dari Komunitas Warga Kota yang ingin menuntaskan agenda Koteka Trip ke Purwakarta. Dan kira-kira  20 peserta dari 25 yang mendaftar. Termasuk mas Kevin mewakili Kompasiana.

Setelah seluruh peserta berkumpul di depan Kafe Batavia, Ira Lathief dari Wisata Kreatif Jakarta yang memandu Koteka Trip menyampaikan visi dan misi Wisata Kreatif Jakarta. Lalu kami berfoto bersama dengan latar belakang Museum Sejarah Jakarta di Taman Fatahillah atau Lapangan Fatahillah.

Di Taman Fatahillah terdapat meriam "Si Jagur" yang dianggap keramat, karena kabarnya dapat membuat wanita  mudah hamil setelah mengelus bagian belakang meriam yang berbentuk jari Bima, Ibu jari yang diselipkan diantara telunjuk dan jari  tengah. Karena sering ada sesaji, meriam ini pernah disimpan di dalam museum, kini sudah dikeluarkan lagi hanya diberi pagar. Konon kabarnya Jembatan meriam ini terdapat di bekas kerajaan Banten.

Di bagian tengah lapangan Fatahillah terdapat Pusat penampungan air minum di Batavia. Saat dioperasikan berbunyi glodok glodok. Sehingga daerah di dekat Kota Tua dinamakan Glodok.

Di bagian lain lapangan Fatahillah terdapat museum Wayang yang tadinya bekas Gereja dan terdapat makam biarawan, serta museum keramik, yang kita dapat membuat keramik seperti pada film 'Ghost', hanya sejak masa pandemi belum dibuka untuk dikunjungi.

Museum Sejarah Jakarta dulunys adalah kantor Gubernur Jenderal Belanda. Tempat ini terdapat lonceng yang selalu dibunyikan bila ada tawanan yang dihukum gantung atau pancung. Karena kantor Gubernur Jenderal juga berfungsi sebagai pengadilan. Bahkan terdapat penjara di bawah tanah. Pahlawan Indonesia yang pernah dipenjara disini adalah Pangeran Diponegoo dan Untung Surapti serta Tjut Nyak Dhien pada bagian wanita. Konon kabarnya Isi penjara ini hingga 50 orang, yang buang air besar dan kecil juga disini. Masih tampak rantai dengan bolà besi untuk diikatkan pada kaki para tahanan.

Didepan penjara bawah tanah diletakkan patung Hermes, dewa kesuksesan yang semula terpasang di kawasan Harmoni.

Setelah menyaksikan penjara bawah tanah, peserta Koteka Trip menikmati kuliner khas Betawi yang sudah langka, Es Selendang Mayang dan Kerak Telor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun