2. Mengejar karir, ekonomi belum stabil
Alasan ini juga kurang valid, karena karir tidak dapat diprediksi. Kenaikan pangkat biasanya diikuti kenaikan gaji dan perubahan gaya hidup. Dan siklus ini akan berputar terus. Bila ingin hidup secara lebih sederhana dan tertata, mestknya bisa mencukupi asal ada kemauan. Kekhawatiran masalah ekonomi, lebih disebabkan gaya hidup yang terlalu tinggi. Misal liburan ke luar negeri bisa digantikan liburan di dalam negeri.
3. Luka masa lalu
Dampak dari perselisihan orang tua di masa lalu, sering menjadi trauma menakutkan bagi anak-anak.
4. Emosi belum stabil
Alasan ini juga kurang berdasar, karena seseorang yang sudah berani memutuskan untuk menikah, seharusnya secara emosi sudah srabil.
Sementara dari kelompok yang anti 'child free' memiliki alasan :
* Anak untuk merawat masa tua orang tua
Alasan ini juga kurang valid, karena sekarang banyak orang tua yang manditi dan tidak mau mengganggu keluarga baru anaknya. Bila perlu, dengan sukarela orang tua akan masuk ke panti jompo atau wredha, dan tidak pernah beranggapan bahwa anaknya tidak peduli pada orang tua. Bagi orang tua yang ekonominya kuat, sekarang sudah ada panti jompo bertaraf hotel bintang lima.
Jadi, keputusan memiliki anak atau tidak, sebaiknya merupakan hasil kesepakatan pribadi pasutri yang secara sadar dan suka rela, dan tidak perlu menjadi sebuah gerakan yang mengkampanyekan programnya secara masif.