Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Bumi Manusia", Memperjuangkan Kesetaraan Manusia

19 Agustus 2021   08:48 Diperbarui: 19 Agustus 2021   08:52 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bumi Manusia (sumber: cinemags.co.id)

Begitu kejamnya sikap kaum feodal yang mengharuskan Nyai Ontosoroh melepas sepatunya dan harus berjingkit saat memasuki gedung pengadilan serta duduk di lantai gedung Pengadilan. Berbeda dengan orang-orang Belanda yang boleh duduk nyaman di atas kursi. Sangat ironis, terjadi ketidak setaraan pada sesama manusia di muka bumi ini.

Perjuangan untuk membuat kesetaraan antar manusia masih terus diperjuangkan hingga kini, saat Indonesia sudah 76 tahun merdeka, karena masih sering terjadi dimana-mana, termasuk di Indonesia yang bangsanya sudah merasa merdeka. 

Dengan mudah kita menemukan perilaku pejabat yang sewenang-wenang terhadap warganya, sikap orang kaya yang  memandang rendah terhadap orang miskin, majikan yang seenaknya menghina bawahannya serta sikap mayoritas yang menindas si minoritas. Semua ketimpangan ini belum dapat  sirna dari bumi Indonesia meski Indonesi sudah merdeka 76 tahun.

Pada proses pembuatan film "Bumi Manusia" ini  sempat terjadi pergantian sutradara beberapa kali. Bermula Oliver Stone yang dipercayai menangani penyutradaraan film ini, lalu beralih ke Riri Reza. 

Pindah lagi ke Garin Nugroho, dan akhirnya selesai di tangan dingin Hanung Bramantyo. Tak heran bila waktu pembuatan film ini cukup lama, total 14 tahun, dari tahun 2004 hingga 2018.

Guna menampilkan suasana latar belakang tempo dulu, agar sesuai dengan aslinya terpaksa digunakan teknologi CGI, guna mendapatkan hasil maksimal.

Sebagai penggemar film, saya sangat mengapresiasi film ini, karena pemilihan artis pendukungnya yang sangat tepat, dan isi novel benar-benar dapat divisualisasi secara lengkap.

Film ini seolah menyodorkan kaca kepada para penontonnya, kiranya sampai kapan kesenjangan antar manusia dapat lenyap dari bumi yang makin renta ini. Hanya kita yang dapat menjawabnya dengan perjuangan tanpa kenal lelah.

Data film

Genre : Drama

Produksi : Frederica

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun