Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Unggah Sembarang Konten

11 Agustus 2021   08:42 Diperbarui: 11 Agustus 2021   09:50 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosial media (sumber: pixabay.com)

Dengan kemajuan teknologi, ucapan / tulisan / video seseorang bisa menyebar (viral) dengan sangat cepat ke seluruh dunia. Kita mungkin tidak menyadari, tapi apa yang kita tulis atau kita unggah di internet melalui media sosial, baik WhatsApp, Tik-tok,  Face Book, Instagram dan lain-lain itu bisa menyebar dari Indonesia ke seluruh dunia dalam hitungan detik. 

Dan yang paling parah lagi adalah apa yang kita unggah di internet merupakan suatu rekaman pribadi dari apa yang telah  kita lakukan. Kalau positif tentu tidak menimbulkan masalah, tetapi kalau hal yang kita unggah adalah sesuatu yang menyinggung atau mempermalukan komunitas atau organisasi tentu meimbulkan kegaduhan. 

Apa yang harus dilakukan bila hal negatif sudah terjadi? Minta maaf? Memang yang paling gampang, minta maaf, kalau perlu ditanda tangani di atas materai. Namun apakah semudah itu pihak yang merasa dirugikan  memberikan maaf? Tentu masih meninggalkan bara dendam yang sewaktu-waktu dapat tersulut dan berkobar lagi.Jadi yang penting disini adalah pikir dulu masak-masak eebelum jari menekan tombol untuk mengunggah konten. 

Membuat sesuatu konten memerlukan waktu dan pada waktu pembuatan itu selayaknya dipikir lebih lanjut, pantas atau tidak konten ini di unggah. Setelah konten yang kita buat itu sudah kita unggah, maka seribu permintaan maaf tidak akan bisa memperbaiki kegaduhan atau kerusakan yang sudah terjadi sebagai dampak ataz unggahan kita.

Kita harus dapat melihat kasus dari kacamata yang luas.. Kesalahan apapun yang dibuat oleh pembuat konten adalah murni kesalahan dari pembuatnya. Kalau ada orang lain yang menunjukkan kesalahan tersebut dan kesalahan itu memang nyata, maka si pembuat konten harus menanggung beban kesalahan tersebut.  

Hal ini tentu idealnya orang yang dianggap bersalah mepunyai keberanian untuk mengakui kesalahan dan melakukan tindakan yang patut untuk meminimalisir kerusakan yang terjadi. 

Menghapus kesalahan yang sudah dilakukan, jelas tidak mungkin, apapun yang diunggah di Internet merupakan catatan pribadi yang tidak pernah bisa dihapus dan akan ada seumur hidup internet. 

Inilah yang disebut dengan jejak digital. Tembok yang miring bisa dirobohkan dan dibuat yang baru, tapi tidak demikian halnya dengan internet. Internet tidak pernah memberikan maaf dan akan mencatat semuanya sepanjang sejarah.

Mendinginkan suasana adalah hal terbaik untuk mengatasi kegaduhan, tapi bukan berarti menutup penyelesaian mengenai masalah yang sedang terjadi.. Banyak orang menyarankan "cool-down", agar masalah tidak dibahas lagi. Apakah masalahnya benar-benar selesai? Tentu saja tidak,  Mana mungkin sebuah masalah tiba-tiba  menjadi selesai hanya dengan tidak dibicarakan? Kalau memang hal itu bisa terjadi, tentunya tidak akan ada perang di dunia ini. 

Tidak dibicarakan hanya berarti menunda atau menutupi masalah yang ada, bukannya menyelesaikan masalah. Mengapa kita takut membahas sesuatu yang memang patut dibahas dan diselesaikan?  Cara "cool-down" hanya meredam sementara suatu kegaduhan. Harus ada konsekuensi yang harus ditanggung  oleh penyebab dari masalah ini dan bukan dengan sekedar cara "cool down".

 Janganlah kalau tmelihat wajah kita jelek dan  cermin yang dibanting atau  cerminnya yang disalahkan.. Kita harus menyadari, bahwa yang salah tetap salah, apapun posisi dan jabatan atau jasanya. Dia boleh berjasa besar, tapi kalau bersalah tetaplah salah.
Sebagai contoh sejarah berdirinya kerajaan Han. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun