Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tabah Menghadapi Kesulitan

12 Desember 2020   12:20 Diperbarui: 12 Desember 2020   12:29 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesulitan (sumber: intipesan.com)

Percayalah bahwa tiap orang memiliki kesulitannya masing-masing. Ada orang yang harus menghadapi kesulitan ringan, tetapi juga ada orang yang harus memiliki kesulitan sangat berat.

Salah seorang teman saya di Banda Aceh pernah bercerita saat ia sedang menghadapi bencana tsunami yang akan menghabisinya, keluarganya, dan warga Aceh. Namun ia tetap berikhtiar dan berdoa agar dapat selamat terhindar dari bahaya. 

Ia tidak lari dari kesukaran hidup yang ada di hadapannya. Ia tahu tanpa ragu bahwa akan ada perlindungan dan keselamatan bagi semua orang yang hidup dengan percaya pada kebesaran Tuhan. 

Hidup menurut jalan Tuhan tidak selalu mulus dan mudah. Faktanya ia dituntut untuk selalu siap menghadapi segala kesulitan. Bencana alam adalah masa-masa sulit dalam perjalanan hidup atau masa-masa yang menekan hidupnya ke titik terendah.

Saat ini seluruh warga dunia sedang bersama-sama menghadapi kesulitan yang sama yakni pandemi virus Corona. Meski kondisi sangat tidak jelas, Anda tetap harus memiliki tujuan. Sehingga bila badai Covid ini berlalu, Anda dapat mengarahkan kapal kehidupan Anda pada tujuan yang terarah.

Belajarlah selalu dari kesulitan karena kesulitan adalah pelajaran paling berharga agar Anda dapat meraih keberhasilan. Belajar dari sukses tidak sebaik belajar dari pengalaman berhasil menghadapi kesulitan. Jadi benarlah kata-kata orang bijak, bahwa kegagalan atau kesulitan adalah sukses yang tertunda.

Hadapi kesukaran hidup dengan tenang dan tetap berpegang pada iman yang Anda yakini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun