Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Black Friday", Sudah Masuk Indonesia

28 November 2020   17:50 Diperbarui: 28 November 2020   17:54 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Black Friday (sumber: kwch.com)

Mungkin bagi Anda yang tinggal di Indonesia, istilah "Black Friday" tidak begitu dikenal. Namun bagi Anda yang pernah singgah di Amerika Serikat pada akhir November atau pernah kuliah dan tinggal di Amerika Serikat pasti tidak asing dengan istilah ini.

Menurut cerita teman yang tinggal di Amerika Serikat, asal mula Black Friday adalah banyak orang pergi belanja setelah merayakan Thanksgiving. Maka tim pemasaran oada tahun 1952 menangkapnya sebagai peluang dengan membuat marketing gimmick Black Friday yang menjual dengan diskon besar. Dari segi arti kata Black atau hitam menandakan keuntungan (lazim ditulis pada laporan keuangan dengan tinta hitam), bila rugi ditulis dengan tinta merah.

Khususnya mereka yang hobi belanja atau shopholic, Black Friday ini pasti ditunggu-tunggu  dan merupakan event tahunan karena banyak barang yang diobral, padahal akhir November sangat dekat dengan perayaan hari Natal, yang hanya beda kurang dari 30 hari.

Namun seorang teman yang tinggal di Amerika Serikat sebagai migran, justru mengingatkan agar selalu waspada saat belanja pada Black Friday. Black Friday hanya sekedar istilah pemasaran (marketing gimmick) saja. Bila Anda mau sedikit teliti, harga barang yang terpasang tidak turun terlalu banyak dibandingkan harga normal. Kecuali barang-barang apkiran yang sengaja mau diobral memang cukup berbeda jauh harganya.

Diperkirakan dari 100 jenis barang yang diobral, mungkin hanya 10% saja yang harganya benar-benar turun drastis. Yang 10% ini yang dipromosikan secara khusus, agar calon pembeli berebut datang ke toko tersebut (tentu sebelum pandemi Covid-19 menyerang dunia). Banyak pembeli akhirnya menyesal karena berasumsi bila belanja saat Black Friday pasti lebih murah, ternyata bisa sama bahkan lebih  mahal.

Ketika melewati jalan tol Tangerang-Tomang saya sempat melihat spanduk bertulisan "Black Friday Sale" dari sebuah toko bangunan. Ternyata Black Friday sudah diadopsi oleh para pemasar di Indonesia, tepatnya pada Jum'at 27 November 2020 kemarin. Karena berdekatan dengan Payday (hari gajian) maka waktu Black Friday diperpanjang hingga hari Minggu 29 November 2020.

Ternyata saya ketinggalan mengikuti trend Black Friday di Indonesia, ternyata banyak pengusaha daring seperti Lazada, Bukalapak sudah mengadopsi Black Friday sejak tahun 2013. Ya pantaslah karena saya kurang banyak belanja secara daring, meski saya mengetahui adanya Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional)  yang selalu berpromosi hingar bingar mulai dari 10.10, 11.11 hingga 12.12.

Bila Black Friday sudah masuk Indonesia, ada tips bagi para penggemar diskon:

* buatlah daftar belanja, belilah barang-barang sesuai kebutuhan yang ada pada daftar belanja Anda. Jangan lapar mata dan belanja secaea membabi buta.

* beberapa hari sebelum hari H Black Friday, sempatkan memeriksa harga barang yang Anda incar. Bila benar-benar dapat diskon Anda pantas membelinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun