Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Bran Nue Dae", Ketika Manusia Bebas Mengakui Dosa Masa Lalunya

28 Juli 2019   14:37 Diperbarui: 29 Juli 2019   11:21 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film "Bran Nue Dae" (sumber: www.tvguide.com)

"Bran Nue Dae" adalah film mengenai kehidupan suku Aborigin atau yang dikenal sebagai suku asli di Australia. Film ini dibuat tahun 2009 dan diputar perdana 14 Januari 2010 di Australia.

Film ini mengadopsi panggung musik karya Jimmy Chi berjudul sama. Film ini terpilih untuk screening di Teater Purnululu yang berada di dalam gedung kedutaan besar Australia di Jakarta pada Sabtu 27 Juli 2019, karena merupakan film layar lebar yang berhasil memenangi piala Melbourne International Film Festival sebagai The Best Feature. 

Serta mendapatkan nominasi People's Choice Award pada 2009 Toronto International Film Festival. Film ini dihiasi 21 lagu sehingga hampir tiap pergantian adegan selalu digambarkan dengan lagu.

Sinopsis

Pada musim panas 1969 dikisahkan seorang anak muda aborigin asal Broome, Australia Barat bernama Willie Johnson (Rocky McKenzie)  yang senang memancing, jalan-jalan dengan temannya baik pria maupun wanita. 

Willie di dalam gereja bersama ibunya, jatuh cinta pada pandangan pertama pada Rosie (Jessica Mauboy), salah seorang anggota paduan suara gereja. Ibunya, Theresa (Ningali Lawford)  memintanya masuk ke sekolah di Perth untuk masa depannya, agar Willie menjadi pendeta karena akan dihormati di lingkungannya.

Willie yang ingin menyatakan cintanya, gagal, dengan munculnya pemain band Lester (Dan Sultan) yang memberikan tawaran menyanyi pada Rosie. Willie minta bertemu di bioskop sehari menjelang kepergiannya ke Perth.

Willie harus sembunyi-sembunyi pergi ke bioskop agar tidak diketahui ibunya, dan naasnya turun hujan lebat. Bioskop di Broome langsung bubar karena tidak beratap, Willie gagal menemui Rosie yang sudah meninggalkan bioskop lebih awal.

Willie menemui pendeta Benedictus (Geoffrey Rush) setibanya di Perth, dan pendeta menaruh kepercayaan besar pada Willie. Nassnya, Willie mengikuti ajakan teman-temannya untuk mencuri makanan di dapur sekolah. 

Merasa malu dan guna menghindari hukuman, Willie kabur dari sekolah dan ingin kembali ke Broome. Willie luntang lantung seharian di kota. Setelah mengetahui Willlie tidak kembali ke asrama, pendeta Benecditus melakukan pencarian di seluruih kota.

Film menjadi lebih hidup dan penuh kejadian-kejadian luar biasa paska Willie kabur dari sekolah hingga saat perayaan Bran Nue Dae.

Willie akhirnya bertemu komunitas peminum di sebuah taman, dan salah satunya Tadpole (Ernie Dingo)  yang mengaku sebagai pamannya. Tadpole yang juga berasal dari Broome berjanji mau mengantarkan Willie menemui ibunya dan minta Willie menyerahkan uang yang dipegangnya untuk biaya ke Broome. Willie ternyata ditipu, karena uang itu dibelikan minuman keras oleh Tadpole.

Willie sangat bersedih, hal ini membuat Tadpole tergugah dan ingin menolongnya. Tadpole menabrakkan diri ke mobil yang lewat, dan membebaskan penabrak dari urusan polisi asal bersedia mengantar ke Broome. 

Pengendara mobil itu Sliipery (Tom Budge) dan Annie (Missy Higgins)  pengembara hippies yang terpaksa mengantar keduanya ke Broome, padahal tujuan awalnya dari Jerman ingin menjumpai ayahnya.

Dalam perjalanan, Slippery mengisi bahan bakar, Tadpole dan Willie ingin membeli makanan dan menemui Roadhouse Betty (Magda Szubanski).  Tadpole mencuri makanan dan miras, akhirnya ditembak oleh Betty. Beruntung mereka dapat menyelamatkan diri.

Karena kejadian ini Slippery meninggalkan Willie dan Tadpole di tengah perjalanan. Dan Tadpole dengan tulang (kepercayaan Aborigin) mengutuk perjalanan Slippery, dan belum jauh mobil Slippery tiba-tiba mengalami kerusakan. 

Tadpole membantu memeriksa kerusakan dan ditemukan timing belt putus, karena tidak memiliki suku cadang, Tadpole berinisiatif membunuh seekor ular untuk dijadikan timing belt. Akhirnya mobil dapat berjalan kembali.

Willie yang tidak sabar menunggu perbaikan mobil Slippery, melanjutkan perjalanan dengan menumpang truck sebuah kelompok sepakbola dan tiba di Port Hedland, daerah berlawanan arah dengan Broome. 

Di sini Willie bertemu Roxanne (Deborah Mailman)  wanita gurun yang bernafsu besar dan memiliki pohon kondom. Pacar Roxanne memergoki Roxanne yang sedang mencumbu Willie, cemburu dan menyerang Willie, yang akhirnya diselamatkan Tadpole.

Hari berikutnya, mereka berkendara melintasi gurun. Tertangkap polisi karena minum alkohol dan di penjara satu malam. Di kantor polisi, terungkap beberapa identitas asli, ternyata Slippery putra dari pendeta Benecditus, namanya Wolfgang Benecditus. Sedangkan nama asli Tadpole adalah Steven Johnson.

Mereka melanjutkan perjalanan ke Broome dan mengunjungi bar dimana Rosie sedang menyanyi. Willie ingin merebut kembali Rossie dari Lester dan terlibat perkelahian dengan Lester.

Hari itu adalah hari perayaan Bran Nue Dae, saat orang memberikan pengakuan terbuka atas dosa-dosanya di masa lalu. Rasanya tulisan ini harus berhenti disini, supaya bila Anda mengunduh film ini melalui NetFlix atau aplikasi lain tidak terjadi spoiler.

Film ini memiliki alur kisah yang bagus, dengan kejutan pada akhir cerita. Sangat menarik, karena jarang sekali kehidupan suku Aborigin difilmkan.

Terima kasih kepada Kedutaan Besar Australia di Jakarta yang telah berkenan memutar film ini. Terima kasih pula atas kudapan Lamington, Meat Pie, Popcorn, ice cream dan orange juice-nya.

Data Film

Genre: Komedi, Drama, Musikal
Produser : Robby Kershaw, Graeme Isaac
Produksi : Film Victoria, Mayfan, Omnilab Media, Robyn Kershaw Productions, Screen Australia
Sutradara: Rachel Perkins
Penulis: Rachel Perkins, Reg Cribb
Artis: Rocky McKenzie, Jessica Mauboy, Ernie Dingo, Missy Higgins, Geoffrey Rush
Musik : Cezary Skubiszewski
Durasi: 85 menit
Rating: 13 tahun ke atas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun