Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Anak Bertanya pada Bapak (Politik - Bagian 4)

9 Februari 2019   06:23 Diperbarui: 9 Februari 2019   06:59 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Politik (sumber: www.west.ivd.net)

Tahun 2019 disebut sebagai tahun politik karena pada 17 April 2019 akan berlangsung pemilihan presiden (pilpres) dan sekaligus pemilihan legislatif (pilleg) untuk DPD, pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten / kota.
Tiap hari suasana terus menghangat oleh berita-berita saling menyerang dan menjatuhkan antar calon. Yang paling seru adalah pertarungan di aras pilpres, meski pertarungan di aras pilleg juga tidak kalah serunya. Bahkan antar partai yang sama, bisa saja terjadi pertarungan antar kandidat dari partai yang sama guna memperebutkan kursi ke DPR,  DPRD tingkat I dan II.
Anak : "Mengapa hanya ada dua capres yang berlaga ?"
Bapak : "Sebenarnya tidak ada kriteria berapa jumlah capres yang berlaga. Capres diajukan oleh partai-partai pendukung dan wajib memenuhi minimum kriteria berapa kursi. Dan pada pilpres 2019 ini paslon 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin diajukan oleh koalisi partai PDI-P, Golkar, Nasdem, PKB, PPP, Hanura, Perindo, PSI, PKPI dan PBB. Sedangkan paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno diajukan oleh partai Gerindra, PKS, PAN, Berkarya, Garuda, dan Demokrat.
Kalau melihat peta politiknya, paslon 01 adalah petahana atau pemerintah sekarang meski cawapres berubah dari Jusuf Kalla ke Ma'ruf Amin. Sedangkan paslon 02 adalah penantang atau oposisi yang didukung partai Prabowo sendiri dengan koalisi bersama dua partai besar berbasis Islam, partai-partai baru yang didirikan oleh keluarga Cendana atau anak-anak mantan presiden Indonesia ke dua Soeharto yang pernah berkuasa selama 32 tahun dan partai Demokrat yang merupakan partai dari mantan presiden ke enam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)."
Anak : "Kalau menganalisa peta politiknya, siapa yang lebih kuat, pak ?
Bapak : "Kekuatan mestinya berimbang, meski menurut beberapa survey yang dilakukan beberapa lembaga survey, paslon 01 masih lebih diunggulkan. Namun masih ada sisa waktu 2 bulan segala perubahan masih mungkin terjadi, tergantung strategi dan militansi partai-partai pendukung dan relawannya.
Petahana tetap lebih diuntungkan selama prestasi kerja pada periode sebelumnya dinilai berhasil. Namun penantang selalu mampu melirik titik kelemahannya. Contoh prestasi pemerintah meningkatkan pertumbuhan ekonomi 5,17%, oleh penantang yang di blow-up adalah kegagalan memenuhi janji kampanye pertumbuhan 7%. 
Namun petahana juga jeli melihat kekurangan penantang, melihat kurang berhasilnya capres penantang dalam keluarga, petahana mengeksplorasi keharmonisan keluarga capres petahana. Melihat capres penantang pernah bermasalah dengan HAM, kelemahan ini yang disorot terus dari waktu ke waktu.
Jadi, Bapak tidak akan mempengaruhi kamu mau memilih siapa, Bapak tetap memberikan kebebasan seperti saat kamu memilih fakultas pada jenjang pendidikan tinggi."
Anak : "Bingung ya pak, apalagi melihat pertempuran di media sosial yang sulit dideteksi keakuratan informasinya."
Bapak : "Mestinya di era internet ini tidak perlu bingung, tinggal rajin-rajin bertanya pada mbah Google (maksudnya search engine) dalam sekejap mata semua informasi tersaji, tinggal pandai-pandai memilah mana yang hoax dan mana yang benar."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun