Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Reuni: Mudarat Atau Manfaat?

26 Maret 2016   12:19 Diperbarui: 26 Maret 2016   12:31 3705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita hadir dalam reuni sebagai teman yang sederajat, seperti waktu kita masih bersama-sama dulu. Peserta reuni harus memiliki jiwa besar, toleran dan mau menahan diri. Bersedia menanggalkan semua atribut dalam dirinya seperti, jabatan, status sosial, maupun kekayaan. Meski jabatan di kantor atau instansi adalah seorang presiden direktur atau Menteri, pada acara reuni, semua teman harus diperbolehkan memanggil namanya bahkan nama panggilan saat sekolah. Tidak harus memanggil dengan tambahan sebutan "Bapak atau Ibu" seperti yang dilakukan oleh stafnya di kantor atau di Kementerian.

Jangan membuat teman lain rendah diri atau sakit hati, sebaiknya Anda tidak menceritakan pekerjaan, keberhasilan bisnis, jabatan, status sosial, kekayaan yang dimiliki, kehebatan anak, istri Anda, yang dapat menimbulkan kesan menyombongkan diri atau pamer keberhasilan. Sebaliknya juga jangan bercerita mengenai kegagalan Anda pada forum umum yang didengarkan banyak orang. Jika ingin berbagi cerita tentang hal ini bicarakan secara langsung atau khusus kepada mereka yang bertanya dan Anda siap berbagi cerita.

Jangan bergunjing, misalnya si A barusan operasi plastik di Korea atau si B barusan menikah siri dengan artis. Berceritalah yang wajar tentang kenangan masa saat bersama-sama dulu. Seperti cerita-cerita yang saat itu tidak terceritakan, tentang kenakalan menggoda guru, kenakalan dalam gang saat kebut-kebutan dalam perjalanan ke luar kota, atau kenakalan saat makan di warung / kantin sekolah atau kampus.

Jangan cemburu, jika teman pria / wanita yang dulu pernah Anda taksir tampak lebih dekat dan akrab dengan teman yang lain. Atau jangan cemburu lagi jika terungkap kisah cinta teman pria / wanita incaran Anda, justru pada teman Anda sendiri. Jadikan itu lelucon masa lalu saja jangan menjadikan suasana menjadi kaku gara-gara kisah asmara masa lalu. Misalnya, Anda harus menjauhi mantan pacar yang kebetulan menikah dengan teman sekolah / kampus Anda. Semua sudah berlalu, apalagi sekarang Anda sudah memiliki keluarga masing-masing. Kisah asmara masa lalu biarlah menjadi kenangan masing-masing yang tidak perlu dibicarakan lagi.

Bagi Anda yang menjadi Panitia penyelenggara reuni, indikasi sukses atau gagalnya sebuah reuni, tampak dari terjalin persahabatan lebih akrab setelah acara reuni berakhir, peserta tidak enggan datang lagi dalam reuni berikutnya, reuni berikutnya lebih banyak pesertanya, dan banyak peserta merasa bangga, karena  memiliki teman lama yang masih ramah dan bersahabat sertan merasa dihargai sebagai sahabat.

Jadi, sangat tepat bila Richard Paul Evans dalam bukunya " Lost December“ menuliskan bahwa "The sweetness of reunion is the joy of heaven”. Apakah Anda setuju ? Semuanya berpulang pada sikap Anda masing-masing. Selamat ber-Reuni.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun