Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Objek Wisata Cibulan: Primadona Wisatawan Paling Unik di Kuningan

9 September 2012   13:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:42 3220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awalnya, bukan hal yang mulus bagi seorang Didi Sutardi untuk mendapat amanah dari warga Desa Maniskidul,Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat yang tidak rela bila Objek Wisata Cibulan dikelola oleh PDAU.Pada tahun 2010 Didi mulai membuat proposal ke Desa, dan sempat dipending selama 1 tahun. Dan, alhamdulillah pada tahun 2011 dipanggil mengelola Objek Wisata dengan membayar 550 juta rupiah pada tahun 2011.

[caption id="attachment_198045" align="alignright" width="222" caption="Didi Sutardi: Tidak ada yang tidak mungkin"][/caption]

Dengan tabah ia bangun usaha dengan teliti dan berhati-hati, dimana tidak sedikit mendapatkan tekanan-tekanan atau intimidasi yang pihak-pihak tidak ingin dirinya mengelola asset daerah. Bahkan cobaan itu berlanjut, saatasset desa ini pada tahun 2012 dibuka lelang terbuka dengan harga awal 700 juta oleh Pemerintahan Desa setempat, dengan konsekuensi dibayar di muka untuk 3 tahun berturut-turut.Bayangkan, hingga pada detik terakhir, lawan menawarkan sudah menawarkan 845 juta, dan beruntunglah saat dirinya menambah penawaran yang 5 juta lebih, sehingga 850 juta waktu tender berakhir, sehingga pada akhirnya Didi memenangkantender tersebut. Di situlah ia yakin, "tidak ada yang tidak mungkin, asal dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan ikhlas dalam niat. Man jadda wa jada."

[caption id="attachment_198046" align="alignright" width="221" caption="RM Lesehan OW Cibulan: Ikan Bakar atau Ayam Bakar?"]

1347195920727366612
1347195920727366612
[/caption]

Usaha Didi dan keluarga terdiri dari berbagai usaha, mulai dari fotokopi, BW Mart hingga Villa Cibulan Indah. Dengan kunjungan wisatawan paling sepi 300 orang per hari dan pada puncaknya saat masa liburan Idul Fitri 1433 H (19 sd 25 Agustus 2012) yang mencapai 23.000 orang yang datang, dapat dibayangkan berapa pemasukan yang ia terima dengan mengalikan harga tiket @ Rp.8.500 untuk dewasa dan @ Rp.5.000 untuk anak-anak. Selama seminggu liburan usai Lebaran saja diperkirakan Rp.138.000.000 dari hasil karcis (bila rata-rata bayar Rp.6000 saja, asumsi anak kecil lebih banyak dibanding dewasa). Belum lagi pemasukan dari parkir motor dan penitipan helm, dan parkir mobil di lapangan parkir yang cukup luas dan nyaman sebelum pintu masuk objek wisata. Belum lagi, pemasukan dari therapi ikan Rp.5.000sepuasnya; Flying fox (sejenis luncur di kawat baja dengan Rp.15.000 untuk orang dewasa, dan Rp.10.000 untuk anak-anak. Berikutnya, bagi hasil yang diperoleh dari rekan usaha rumah makanyang menjual aneka masakan khas Sunda dengan menu ikan bakar dan ayam bakar.

[caption id="attachment_198047" align="alignright" width="221" caption="Kolam renang OW Cibulan"]

1347196393729577130
1347196393729577130
[/caption]

Menurut Didi di wilayah Cibulan dan sekitarnya, ada ribuan mata air yang tersebar dimana-mana. Mengapa masyarakatmenolak adanya PDAU saat peralihan dari pengelolaan oleh desa ke swasta? Hal itu karena yang kami miliki adalah niat baik dan ikhlas dan menghadapi 3 tantangan, yaitu pertama bagaimana memajukan pengusaha kecil. Kedua, memajukan masyarakat usaha. Ketiga, Pemerintahan daerah tidak mendukung.

Didi tidak berkecil hati meski tidak ada plang di jalan sebagai petunjuk arah yang memadai keberadaan objek wisata yang dikelolanya dan minimnya promosi yang di-publish oleh Pemkab. Kuningan. Ia berharap, mudah-mudahan Objek Wisata Cibulan tetap eksis dimana dirinya dan unsur manajemen lain mengadakan pengajian 2 minggu sekali setiap hari Jumat untuk para pedagang dimulai pukul 9 pagi. Menurutnya, bila hati dan pikiran bersih, niscaya semua upaya kita akan berhasil.

[caption id="attachment_198048" align="alignright" width="221" caption="Satu dari 7 Pincuran yang ada dalam Petilasan Prabu Siliwangi di OW Cibulan"]

13471964942097250533
13471964942097250533
[/caption] [caption id="attachment_198053" align="alignleft" width="221" caption="Pintu 7 Pincuran Kramat Tempat Petilasan Prabu Siliwangi"]
134719780927637697
134719780927637697
[/caption]

Pengusaha muda Didi (34)yang awalnya mau mondok di ponpes Husnul Khotimah, namun tidak betah dan hengkang ke Jakarta, hingga kemudian ia bertemu dan bekerja pada seorang pengusaha Minang di Bekasi, Jawa Barat. Bekerja dengan disiplin dengan orangMinang di Cut Mutiah, Bekasi membuat sang majikan sayang pada dirinya yang rajin belajar berniaga yang baik. Ia selalu dipantau oleh pengusaha Minang itu sampai ia mencoba mandiri dengan berjualan kecil-kecilan. Hingga ia pun sempat menjadi agen koran di terminal Bekasi, selain kepemilikanwarung rokok dan keperluan sehari-hari.

Hingga pada usai kerusuhan Mei 1998, atau sekitar 1999 kembali lagi ke Kuningan, dan mulai dipercaya mengelola usaha yang dimiliki yayasansambil melanjutkan sekolah yang ditinggalkan setingkat Aliyah, dan dipercaya menangani usaha fotokopi. Syukur alhamdulillah, naluri bisnisnya bangkit kembali. Apalagi, upaya fotokopi yang dimulai dari 1 unit, kini terus berkembang hingga mencapai 8 unit fotokopi  saat ini. Pada 2008 sebenarnya ia sudah melirik objek wisata Cibulan, namun belum mempunyai modal untukmengelola Objek Wisata Cibulan, sehingga keinginan itu hanya dipendam dalam hati saja.

[caption id="attachment_198139" align="alignright" width="222" caption="Flying Fox: Arena uji nyali melintas di ketinggian 25 meter di atas kolam ikan..."]

13472405991931803268
13472405991931803268
[/caption]

Prinsip hidupDidi, tidak ada yang tidak mungkin di dunia. Pada 2010 melakukan umroh dan mendapatkan jatah pergi haji untuk 2012 . Tidak ada yang tidak mungkin bila kita yakin dan terus berusaha.

[caption id="attachment_198051" align="alignright" width="221" caption="Renang di Kolam yang penuh ikan dewa"]

1347197678208006415
1347197678208006415
[/caption]

Objek wisata Cibulan merupakan objek wisatahutan air dimana banyak pohon besar yang sudah berumur tua dan mempunyai sumber air yang sangat jernih terletak di Desa Maniskidul, Kecamatan Jalaksana, sekitar 7 km dari Kota Kuningan. Inimerupakan objek wisata tertua di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat yang diresmikan pada 27 Agustus 1939 oleh Bupati R.A.A Muhammad Ahmad. Kolam untuk berenangyang terdiri dari 3 kolam renang (khusus anak-anak;remaja;dan dewasa) ini berisi ikan langka sejenis Kancra Bodas (putih) yang disebut sebagai ikan dewa. Ikan ini super jinak berukuran hampir sebesar bayi manusia sehingga sering menjadi objek pemotretan bagi para wisatawan yang tiba ke sana.

Konon objek wisata ini merupaan situs perjalanan para wali yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa,dan juga terdapatsitus petilasan Prabu Siliwangi, Raja Pajajarandimana adatujuh sumber air yang dikeramatkan.

[caption id="attachment_198140" align="alignright" width="221" caption="SP: Sahabat Perikanan, dan sayang ikan"]

13472408191427841264
13472408191427841264
[/caption]

Ketujuh mata air terdiri dari kolam-kolamyang mempunyai nama tersendiri. Sumur pertama, disebut Kejayaan.Kedua, Kemuliaan. Ketiga, pengabulan. Keempat, Cirencana. Kelima, Cisadane. Keenam, Kemudahan. Ketujuh, Keselamatan.Pokoknya Cibulan merupakan objek wisata paling unik dan magis di Kuningan.

[caption id="attachment_198055" align="alignright" width="226" caption="Ikan Dewa siap menemani Anda berenang"]

1347198382738952588
1347198382738952588
[/caption]

Mau tahu, apa makanan kesukaan ikan Dewa ini? Percaya gak percaya, setiap malam Jumat Kliwon, Didi sering memberi makan apel merah yang sangat disukai oleh ikan dewa. “Apel merah merupakan makanan favorit ikan Dewa,” kata Didi sambil tergelak.

[caption id="attachment_198054" align="alignright" width="221" caption="Habis berenang, lapeeerrrr..."]

13471979441415091975
13471979441415091975
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun