Mohon tunggu...
HG Sutan Adil
HG Sutan Adil Mohon Tunggu... Sejarawan - Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Pemerhati dan Penulis artikel Sejarah, Ekonomi, Sosial, Politik di berbagai media. Sudah menulis dua buku sejarah populer berjudul Kedatuan Srivijaya Bukan Kerajaan Sriwijaya dan PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang. (Kontak 08159376987)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bukit Seguntang Ulu Melayu dan Naskah Sulalatus Salatin

19 Maret 2023   07:20 Diperbarui: 9 Februari 2024   14:48 2349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukit Seguntang di Kota Palembang// Dok. Sutanadil Institute

Naskah Sulalatu'l-Salatin atau Sulalatus Salatin merupakan karya sastra dalam Bahasa Melayu dan menggunakan Abjad Jawi.

Karya tulis ini memiliki sekurang-kurangnya 29 versi atau manuskrip yang tersebar di antara lain di Inggris (10 di London, 1 di Manchester), Belanda (11 di Leiden, 1 di Amsterdam), Indonesia (5 di Jakarta), dan 1 di Rusia (di Leningrad).

Ada beberapa versi yang sudah banyak ditulis tentang naskah Sulalatus Salatin ini, namun secara garis besarnya, naskah-naskah tersebut dapat dikelompokan atas:

1. Versi suntingan Raffles, yang diterjemahkan pertama kali oleh John Leyden dalam Bahasa Inggris tahun 1821.
2. Versi suntingan dari Abdullah bin Abdulkadir Munsyi tahun 1831.
3. Versi suntingan dari Edouard Dulaurier tahun 1849.
4. Versi terjemahan kepada Bahasa Prancis tahun 1896.
5. Versi suntingan William Shellabear tahun 1915.
6. Versi dari Raffles 18, yang dipublikasikan oleh Richard Olaf Winstedt tahun 1938.
7. Versi suntingan Aman Datuk Madjoindo, dicetak di Jakarta tahun 1959.

Pada tahun 2001, Kitab Sejarah Melayu yang ditulis oleh Tun Seri Lanang ini sudah ditambahkan ke Daftar Internasional Program Memori Dunia oleh UNESCO.

Dari semua versi Hikayat Melayu di atas, hampir semuanya menyebutkan peradaban awal sejarah raja-raja di Melayu berawal atas kedatangan Sangsapurba keturunan Iskandar Zulkarnain di sebuah bukit di Kota Palembang saat ini, yaitu Bukit Seguntang.

Taman Bukit Seguntang // Dok. Sutanadil Institute
Taman Bukit Seguntang // Dok. Sutanadil Institute

Selanjutnya terdapat kisah salah seorang putra Sang Sapurba dari perkawinannya dengan Wan Sundariah, putri Demang Lebar Daun, penguasa Palembang, yang bernama Sang Nila Utama bergelar Sri Tri Buana mendirikan Singapura dan putranya yang lain, Sang Mutiara disebutkan menjadi raja di Tanjungpura.

Sementara gelar Sang Nila Utama tersebut mirip dengan gelar Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa dalam Prasasti Padang Roco yang bertarikh 1286

Dalam kitab Sulalatus Salatin juga menceritakan tentang adanya serangan raja Jawa di kawasan Melayu serta adanya seorang ratu Kerajaan Majapahit yang menikah dengan putra Raja Tanjungpura.

Secara rinci Sulalatus Salatin juga memberikan urutan nama-nama raja di Malaka, kemudian terdapat berita kedatangan Afonso de Albuquerque dari Goa atas perintah Raja Portugal untuk menaklukan Malaka tahun 1511 pada masa Sultan Mahmud Syah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun