Mohon tunggu...
HG Sutan Adil
HG Sutan Adil Mohon Tunggu... Sejarawan - Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Pemerhati dan Penulis Sejarah, Ekonomi, Sosial, Politik. Telah menulis dua buku sejarah populer berjudul Kedatuan Srivijaya Bukan Kerajaan Sriwijaya dan PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang. (Kontak 08159376987)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perang Benteng Kedua (2)

4 Februari 2023   09:00 Diperbarui: 4 Februari 2023   09:00 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi Buku "Perang Benteng" dengan Kepala Dinas Pariwisata Kota Pelambang, Bp. Kgs. Sulaiman Amin//Dok. Sutanadil Institite 

Perang Maritim Dengan Kerajaan Inggris

Bagian 2 (Sambungan dari Bag. 1)

Oleh : HG Sutan Adil

Raffles tidak dapat menerima alasan penolakan SMB II dan berdalih bahwa pengambil alihan kekuasaan atas Loji Sungai Aur itu terjadi sesudah perjanjian Tuntang, dan oleh karenanya Sultan wajib menghormati perjanjian antara lnggris dan Belanda itu, tegasnya menuntut agar Sultan menyerahkan sepenuhnya tambang-tambang timah di Pulau Bangka, dan Belitung.

Sedangkan terhadap tuntutan Inggris ini, Sultan tetap berpendirian bahwa beliau adalah tuan didalam rumahnya sendiri dan karenanya pula, tidaklah dapat menerima Inggris sebagai pewaris Belanda. Akhirnya utusan dari Rafles tersebut kembali ke Batavia dengan tidak membawa hasil apa-apa dan melaporkan sikap Sultan Mahmud Badaruddin II kepada Raffles.

Atas penolakan itu, selanjutnya pada tanggal 20 Maret 1812, Raffles mengirim ekspedisi militer ke Palembang yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Robert Rollo Gillespie. Dilain pihak Sultan Mahmud Badaruddin II dan rakyat sudah bersiap siaga untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi semenjak utusan-utusan Raffles tersebut ke Batavia. Maka untuk memimpin benteng Pulau Borang atau Pulau Kemaro, Sultan menunjuk adiknya Raden Husin dengan diberi Gelar Pangeran Adi Menggalo.

Pada tanggal 15 April 1812 angkatan perang lnggris tiba di Muara Sungai Musi, daerah Sungsang, kapal-kapal yang datang itu diperiksa oleh pegawai Pabean Kesultanan namun mereka itu tidak pemah kembali ke Pos-nya. Kemudian diutuslah lagi ke Sungsang seorang hulubalang yang langsung menemui pimpinan angkatan yang datang itu. Hulubalang ini pun mengalami nasib yang serupa.

Dokumen Sutanadil Institute
Dokumen Sutanadil Institute

Dengan kejadian-kejadian itu lalu mengertilah orang-orang Palembang bahwa angkatan yang datang itu mempunyai maksud yang tidak baik. Dugaan tersebut memanglah benar, karena beberapa hari kemudian banyak serdadu diturunkan dari kapal-kapal perang dan naik perahu-perahu menuju ke Palembang. Hal itu oleh Pangeran Adi Menggalo segera dilaporkan ke Palembang. Sultan Mahmud Badaruddin II lalu mengadakan persiapan-persiapan pertahanan dengan tidak lupa mengungsikan terlebih dahulu wanita-wanita dan anak-anak ke daerah Uluan.

Sementara itu Inggeris sudah mulai menggempur benteng Pulau Kemaro. Pangeran Adi Menggalo, setelah menyadari bahwa persenjataan yang dimilikinya begitu juga jumlah pasukannya tidak mungkin dapat menandingi persenjataan musuh yang jauh lebih kuat dan jumlah serdadu nya juga jauh lebih banyak, maka Pangeran tersebut segera ke Palembang menghadap Sultan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun