Keberkahan adalah hal yang didambakan semua orang, siapa yang tak mau berkah umurnya, pekerjaan, rejeki, keluarga, dan segala yang bersentuhan dengan kehidupan di dunia. Yakin tidak ada yang menolak. Nah, apa saja yang bisa menurunkan keberkahan itu? Jawabnya ada disini.
Sudah dipahami secara luas, menurut bahasa, berkah berasal dari bahasa Arab artinya nikmat, Â sedangkan dalam KBBI, berkah adalah "karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia" Â
Menurut Imam Al-Ghazali, berkah (barokah) adalah bertambahnya kebaikan. Para ulama juga menjelaskan makna berkah sebagai segala sesuatu yang banyak dan melimpah, mencakup berkah-berkah material dan spiritual, seperti keamanan, ketenangan, kesehatan, harta, anak, dan usia.
Berkah dalam Al-Quran terdapat di dalam Surat Al-A'raf ayat 96; "Jika sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi."
Maka berkah itu adalah bertambahnya kebaikan, langgengnya kebaikan, atau keduanya (bertambah dan langgeng) sebagaimana dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, yang semuanya bersumber hanya dari Allah SWT.
Empat Amal Pemicu Turunnya Berkah
Keberkahan akan Allah turunkan kepada setiap hamba yang senantiasa sholat berjamaah. Berjamaah di masjid / mushola, atau di rumah? Keduanya sama-sama menjadi penyebab dianugerahkan keberkahan, tentu ada nilai yang beda antara keduanya. Di masjid / musholla terdapat nilai plus, seperti terdapat fadhillah syiar, silaturrahmi, dan lain-lain. Maka jangan sekalipun dalam sehari kita tidak sholat berjamaah bila mengharapkan berkah.
Silaturrahmi adalah amalan berikutnya yang mampu menjadi pemicu turunnya berkah. Tersambungnya secara kuat ikatan persaudaraan sesama saudara seiman, saudara sebangsa-setanah air, terlebih saudara dalam silsilah keluarga.Â
Sebagaimana perintah Allah artinya: "Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri," (QS. An-Nisa' ayat 36).
Amalan ketiga adalah makan bersama, amalan ini kalau dalam rutinitas kaum Nahdliyin adalah kegiatan tahlilan, yaasiinan, sholawatan, manaqiban, pengajian, dan banyak agenda lain yang di dalamnya secara otomatis ada kegiatan makan bersama. Tak hanya itu, dalam kegiatan tersebut ada amalan silaturrahmi, maka kegiatan ini jangan sampai tidak mengikuti. Makan bersama ini bisa juga dilakukan dalam skup kecil, seperti makan bersama keluarga.