Sebenarnya yang menerima BPUM adalah ibu saya karena saya tak memenuhi syarat karena masih memiliki pinjaman di bank. Ceritanya bulan 10 kemarin saya mendaftarkan ibu sebagai penerima BPUM lewat sebuah link yang dibagikan oleh seorang teman. Salah satu syaratnya adalah membuat surat keterangan usaha.Â
Kebetulan salah satu keponakan ada yang pernah membuat surat keterangan usaha di desa. Setelah mencari info di internet saya ternyata surat keterangan ini bisa dibikin sendiri secara online lewat situs OSS-BKPM.Â
Setelah saya buat ternyata bentuknya persis sama dengan surat keterangan usaha milik keponakan. Anehnya keponakan membuat lewat salah seorang calo yang bekerja di kantor desa dengan biaya Rp 700 ribu padahal saya gratis.
Lama menunggu hingga awal 2021 saya kira ibu saya tidak lolos tetapi mendadak di hari Sabtu ada salah satu pegawa BRI datang ke rumah ibu membawa formulir BPUM. Wah syukurlah akhirnya gol juga.Â
Lumayan bisa buat tambah modal usaha. Si petugas mengatakan bila hari Senin bisa diambil di kantor BRI A yang memang tak jauh dari rumah dengan membawa SKU dari desa, fotocopy KTP, dan buku tabungan BRI. Di sini saya agak bingung kenapa harus SKU dari desa? Apakah SKU dari OSS-BKM tidak berlaku?Â
Mengapa tidak cukup satu surat keterangan untuk semua? Semestinya surat yang dari lembaga di bawah tidak bisa menganulir surat dari lembaga di atasnya.Â
Ya lucu kalau surat dari PEMDES bisa menganulir surat BKPM. Kalau begini kapan birokrasi kita mau  maju?? Akhirnya semua dokumen saya lengkapi termasuk surat keterangan usaha dari BKPM saya cetak.
Pagi jam 8 semua dokumen saya serahkan ke pak SATPAM di BRI dan ternyata memang ada sejumlah masalah:
1. Surat keterangan usaha OSS-BKPM tidak diakui karena yang diakui surat keterangan usaha dari desa. Aneh lantas kenapa dulu pas daftar kok bisa lolos kalau tidak diakui? Jadi saya tetap harus membuat surat keterangan usaha dari desa. Kalau memang surat OSS-BKPM itu tak ada gunanya kenapa mesti ada OSS-BKPM? Cukup semua surat keterangan usaha dihandle langsung oleh PEMDES saja. Tidak perlu kerja dua kali.Â
2. Tidak ada foto warna tempat usaha. Saya lihat punya orang-orang lain yang juga tengah antri di situ memang ada foto tempat usaha tetapi saya kira buat apa karena dulu saya sudah pernah kirim foto tempat usaha lewat link pendaftaran. Kenapa harus dua kali kirim foto?? Aneh.
3. Saya tidak menyertakan fotocopy buku tabungan. Lah kemarin petugasnya enggak bilang? Mana tempat fotocopy jauh.Â