Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menu Berbuka

25 Maret 2023   19:20 Diperbarui: 25 Maret 2023   20:06 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi (Design by Canva)

Selesai salat Asyar, bu Rumi mengingatkan sang suami tentang tugas sore ini. Guru Eko yang merasa diingatkan segera bergegas mengambil kunci Spacy dan mengeluarkan motor yang telah setia menemaninya selama 11 tahun.

"Siap, ayo!" ajak Guru Eko. 

Sejurus kemudian, mereka berjalan menyusuri jalan kampung menuju ke kota. Cuaca cukup mendukung. Mentari yang bersinar sangat terik mulai meredup. Sang Penguasa Alam bertitah agar awan berjalan berarak menghalangi terik sang Surya. Angin yang kencang bertiup menambah kesejukan, meskipun membuat kedua orang itu was-was. Mereka khawatir hujan turun.

Sebelum melanjutkan perjalanan, Guru Eko membelokkan kendaraannya di sebuah Pertashop untuk mengisi bahan bakar. Tangki motor ia isi dengan Pertamax sebanyak 30 ribu rupiah. Setelah itu, ia memacu motornya dengan kencang. Bu Rumi yang duduk di belakang menambah berat beban motor. Namun, laju motor menjadi stabil ketimbang dikendarai satu orang. Itulah alasan Guru Eko selalu mengajak istrinya jika keluar kota dengan bersepeda motor.

"Asyik ya, Pak Guru duaan terus," gurau Bik Ning, tetangganya, di luar gang kampung tadi.

"Ssss...t," jawab Guru Eko sambil memberi kode jari telunjuk di depan mulut, "biar lebih mesrah!"

Yang bertanya dan yang ditanya pun tertawa terbahak-bahak.

Satu kilometer lagi mereka memasuki jalan lintas Sumatera. Guru Eko menjawil ujung lutut istrinya.

"Kita beli takjil dulu, ya!"

"Apa, yah?" tukas bu Rumi. Ia tidak mendengar suara suaminya akibat angin yang deras akibat kencangnya motor melaju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun