Dalam sebuah forum pertemuan guru, saya bertanya kepada teman-teman peserta kegiatan," Apakah Anda semua sudah pernah mengunjungi laman https://guru.kemdikbud.go.id/?"
Sebagian menjawab belum, sebagian lainnya menjawab sudah. Saya pun melanjutkan pertanyaan, "Apakah Anda semua sudah memasang atau menginstal PMM?"
Teman-teman diam. Ketika layar HP saya proyeksikan ke layar monitor proyektor, serentak bunyi koor menggemuruh di ruangan.
"Sudah, Pak ...!"
Gelak tawa pun menghiasi pertemuan kami. Lalu, satu demi satu saya datangi tempat duduk teman-teman. Benar saja, aplikasi Merdeka Mengajar sudah terpasang di gawai masing-masing. Hanya saja, sebagian belum login. Lalu, bersama-sama kami login dan membuka laman pelatihan mandiri. Kami pun membuka topik-topik yang ada pada modul pelatihan mandiri.
Bersama-sama kami membuka modul pertama. Modul dalam aplikasi berupa video-video. Kami bersama-sama menyimak video-video tersebut. Selesai menyimak video dalam satu unit, dilanjutkan dengan mengerjakan soal latihan pemahaman. Selesai mengerjakan latihan pemahaman, kami melanjutkan mengisi kolom refleksi. Satu demi satu lima modul topik Merdeka Mengajar kami simak. Secara klasikal kami cermati. Kemudian, sampailah pada "Kerjakan post tes".
Nah, ketika sampai pada soal-soal postes, kami mengerjakan sendiri-sendiri. Soal dan pilihan jawaban dibaca, lalu dikerjakan pada gawai masing-masing. Kami menjawab sesuai dengan pemahaman yang dimiliki masing-masing. Pada bagian bawah ada tombol berwarna biru. Tombol itu berisi perintah untuk memeriksa jawaban. Jika tombol tersebut disentuh, tombol "kumpulkan" pun aktif. Jika disentuh atau diklik jawaban post tes terkirim.Â
Tara .... Teman-teman pun tersenyum. Ada yang berhasil, ada yang masih harus mengulang. Wow, masih banyak teman-teman yang harus mengulang mempelajari modul. Hal itu pertanda belum lulus postes.
Strategi Lulus Post Tes
Di dunia maya, ada netizen yang "baik hati". Mereka memberikan bocoran jawaban postes. Namun, saya menyarankan untuk mengerjakan sendiri. Pelatihan mandiri, meskipun dijanjikan sertifikat, bukan nilai dan sertifikat yang dikejar. Yang dikejar adalah pemahaman terhadap materi pelatihan. Jika melihat Google maka pemahaman yang diperoleh tidak sebagus jika mengerjakan sendiri. Toh, jika belum lulus diminta mengulang dan demikianlah proses pembelajaran yang benar.