"Pak, kita diajak Pak Kades ke rumahnya, sekarang," ajak Pak Sekdes. Pak Sekdes adalah suami teman guru di sekolah.
"Masih ramai nih, Pak Sekdes. Kelas bawah masih sibuk lomba tumpeng," jawab saya beralasan bahwa ruang kelas bagian bawah masih dipakai lomba tumpeng.
"Tapi, teman-teman guru diajak beliau ke rumah," Pak Sekdes meyakinkan.Â
Saya dan teman-teman ingin sekali menghargai undangan kepala desa. Namun, karena gedung sekolah masih dipakai dan acara belum selesai, kami pun menjadi ragu.
Di tengah keragu-raguan antara berangkat atau tidak, Pak Tikno, guru kelas dua, menyela.
"Silakan kalau mau ke tempat Pak Kades. Biar saya yang nunggu sekolah," katanya.
Sekolah kami berada di sudut selatan lapangan sepak bola, tempat upacara HUT Kemerdekaan RI tingkat kecamatan digelar. Seperti biasa, pemerintah kecamatan meminjam ruangan untuk digunakan sebagai tempat penilaian Lomba Tumpeng Ibu-ibu PKK dari seluruh desa dan kelurahan di wilayah kecamatan Purwodadi, Musi Rawas.
"Lagipula, saya sudah kenyang. Jadi, ke rumah pak Kades pun saya tidak akan makan," Pak Tikno meyakinkan kami semua.
Akhirnya, dengan mengendarai motor, sebagian guru beserta penjaga sekolah berangkat ke rumah kepala desa. Di sana sudah berkumpul perangkat desa, Ketua dan Anggota BPD, Babinsa, anak-anak KKN, Tim Penggerak PKK, Bidan Desa, dan lain-lain.Â