Mohon tunggu...
Anton Surya
Anton Surya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana

Pengelana

Selanjutnya

Tutup

Love

Evolusi Jatuh Cinta

20 Mei 2021   12:03 Diperbarui: 20 Mei 2021   12:05 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukit Cinta Pamekasan (dakatour.com)

Jatuh cinta berjuta rasanya...

itu Kutipan syair lagu lama yang dilantunkan Titiek Puspa. Jatuh cinta adalah hal manusiawi yang akan dirasakan oleh semua manusia. Cinta tidak pernah akan habis di eksplorasi oleh para seniman maupun penulis karena pangsa pasarnya sangat luas yaitu semua manusia. Rasa cinta itu membuat orang mengalami beragam rasa yang bercampur dan berputar dalam hati dan pikiran manusia. 

Jatuh cinta itu sendiri adalah sebuah reaksi emosional yang disebabkan oleh gejala hormonal yang dimiliki manusia. Salah satu hormon jatuh cinta adalah dopamin. Dopamin bisa menyebabkan orang menjadi senang dan gembira saat jatuh cinta. Dan beberapa hormon lain yang tidak perlu saya sebutkan satu persatu. 

Kita harus realistis bahwa jatuh cinta adalah gejala emosional yang disebabkan oleh ketertarikan seseorang pada orang lain. Jatuh cinta tidak bisa berdiri sendiri, Orang bisa jatuh cinta pada yang lain disebakan karena wajahnya cantik/ganteng, pintar, sukses, pandai merayu, pandai bicara, memiliki bentuk tubuh tertentu dan lain-lain. Umumnya jatuh cinta terjadi karena ketertarikan jasmani tetapi karena jatuh cinta itu sifatnya hormonal maka tidak heran cinta itu bisa hilang lenyap ditelan waktu saat hormon cinta tidak lagi mengalir deras dalam otak seperti pada awalnya sehingga tidak heran jika orang punya pendapat bahwa cinta itu fake emotional yang bergerak sesuai kondisi hormon yang dimiliki manusia.

Di sini kita perlu melihat cinta sebagai sesuatu yang real dan logis yang pasti akan kita hadapi dalam hidup ini. Cinta itu juga bukan sesuatu yang ajeg dan stabil, cinta menuntut perubahan sesuai kebutuhan. Perubahan dalam cinta adalah sesuatu keharusan karena kita sebagai manusia juga berubah, terutama umur kita yang terus bertambah. Oleh karena itu kita juga harus mengenal evolusi cinta agar tidak terjebak dalam ruang cinta palsu. 

Awalnya wajar jika jatuh cinta maka berjuta rasa timbul, sayang dan rindu selalu hadir, imajinasi indah terbayang di depan mata. Tetapi cinta jika ingin ke tahap selanjutnya perlu sebuah sikap yang logis dan realisitis karena seperti pesan Sang Real, "Cinta itu tidak bisa dimakan." Awalnya jatuh cinta kemudian berhubungan yang dinamakan pacaran. Sebagai orang sudah berumah tangga maka saat pacaran kita bisa melihat bahwa bahwa sebelum melangkah ke tahap selanjutnya kita perlu melihat apakah pasangan akan mampu untuk mencukupi kebutuhan emosi dan ekonomi kita ke depan. Jangan lagi terhanyut dengan kata-kata manis dan buaian janji. Lihat kinerja calon pasangan, bagi wanita lihat pria tersebut apakah seorang penata kata atau penata kerja? Bagi pria lihat, apakah wanita itu konsumtip atau bendahara pengelola keuangan rumah tangga. Memang cinta bukan sekdar materi tetapi cinta juga butuh materi sebagai bahan pembangunan rumah dan tangga untuk menuju tahap selanjutnya agar cinta menemukan tempat untuk bernaung. 

Rumah tangga adalah dimana dua orang dari latar belakang yang berbeda disatukan dalam satu rumah dan dalam ikatan yang sulit untuk dilepaskan. Itu bukan sesuatu yang mudah. Perbedaan demi perbedaan bermunculan saat berada dalam satu atap. Pada tahap sebelumnya hanya mengandalkan perasaan, pada tahap ini kedewasaan dan kemampuan ekonomi menjadi andalan untuk membina cinta. Tahap inilah kita membangun cinta dari serpihan hati yang pernah kita rasakan. Kekuatan cinta akan terbuktikan pada tahap ini. Kebutuhan emosi dan ekonomi harus tercukupi meski dalam kondisi tidak berkelimpahan tetapi mampu terkelola dengan baik. Kerikil pertengkaran dan perbedaan pendapat hal jamak terjadi tetapi akan terselesaikan jika memiliki manejemen emosi yang baik. Hingga akhirnya dipisahkan oleh maut, disinilah cinta akan terasa indah dijalani.

Dalam Epos Yunani cinta itu berevolusi dari Eros, Philia dan Agape. Eros adalah cinta berdasarkan penilaian jasmani, ego selalu dikedepankan. Ego bahwa si dia bagiku, baik dan terbaik. Tetapi untuk menjadi Philia terbentuknya kasih yang saling menghargai pasangan sebagai sesama dan saing mengisi hingga akhirnya dipersatukan dalam Kasih Tuhan yang disebut Agape, karena kepada Tuhan kita semua akan berpulang dan mengembalikan kasih yang pernah dianugrahkan kepada kita. Tuhan adalah Kasih. Selamat menjalani cinta 

Pengelana Cinta, 20 Mei 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun