Mohon tunggu...
Surya Darma
Surya Darma Mohon Tunggu... Guru - Surya Darma mahasiswa PBA

Surya Darma kelahiran 30 Agustus 1998 bertempat tinggal di kampung lubuk damar, kecamatan seruway, kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Baru mulai belajar menulis mohon saran dan keritikan supaya menambah wawasan terlebih-lebih agar supaya tulisan yang sudah ada bermanfaat bagi khalayak banyak. 🙏 No hp: 081397541246 No wa: 082370113418

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kesan

20 Maret 2021   06:47 Diperbarui: 20 Maret 2021   06:52 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(KESAN)

Oleh: Surya Darma 

Sabtu 20 Maret 2021

Sinaran mentari perlahan terpancar daru ufuk timur, mewarnai langit menjadi merah jingga, membentang luas bagai lukisan yang terpajang didinding. Induk burung gereja berkicau terbang untuk mencari penghidupan, segerombolan burung bangau putih melayang diatas membentangkan sayap dan membentuk barisan yang indah, membuat corak warna langit semakin indah dan berseri-seri.

Ku kayuhkan pedal sepeda menyisiri jalan setapak, berdebu, dan berlubang. Hari ini adalah hari dimana aku akan merasakan bagaimana indahnya serta suka dan duka yang akan terjadi dibangku sekolah. Ku terus mengayuh sepeda sambil menikmati aroma suasana pagi yang menyegarkan ini, ditambah lagi dengan pemandangan hamparan sawah dikanan dan kiriku, hijau membentang dari ujung barat sampai ketimur, membuat jiwa ini tenang, tentram dan bahagia kala melihatnya.

Matahari sudah memunculkan wajahnya yang kuning dan bersinar, embun-embun yang berbulir dirumput ilalang perlahan hilang, petanda waktu sudah semakin siang. Pintu gerbang hitam berjeruji masih rapat tergembok, menunggu kududuk dibahu titi diluar gerbang, kujulurkan kaki ini untuk menghilangkan rasa capek dan pegal. Dibawa titi mengalir air yang begitu jernih, berenang-renang ikan timah didalamnya, seakan-akan saling berlomba untuk mencapai tujuan akhir.

Hentakan sepatu terdengar jelas dari jalan perempatan sebelah kiri, tampak seorang pria memakai seragam hitam rambut cepak, berjalan menuju sekolah, aku tidak tau siapa dia kemungkinan besar adalah seorang penjaga sekolah, masih paruh baya kira-kira berusia 40-45 tahun, dia mengambil kunci didalam sakunya dan membuka gerbang, sambil tersenyum melihatku aku pun membalas senyumnya.

Kubergegas masuk dan memparkirkan sepeda ditempat yang sudah disediakan, rasa haru bercampur senang menyelimuti hatiku yang begitu tak sabar untuk bertemu para guru dan teman-teman baru.

Selang beberapa menit para siswa baru berdatangan dan berkumpul dihalaman sekolah termasuk aku. Pak guru dan bu guru mencatat nama siswa, untuk membagi kelas yang telah tersedia. Nama sudah dicatat dan kelas sudah dibagi, aku mendapatkan kelas paling depan langsung berhadapan dengan kantor kepala sekolah.

Kemudian kami diperintahkan untuk masuk kelas masing-masing, aku memilih meja paling depan supaya muda dan jelas, ketika nantinya guru menjelaskan mata pelajarannya. Seorang guru perempuan masuk dikelas ku, mengucapkan salam dan memperkenalkan nama, dan kami diminta untuk memperkenalkan diri, inilah momen yang kutunggu-tunggu berkenalan dengan teman-teman dan para guru, karena ada pribahasa mengatakan “tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun