Di tengah meningkatnya kebutuhan energi dan tuntutan akan solusi yang ramah lingkungan, sekelompok dosen dan mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) menghadirkan terobosan yang menginspirasi. Mereka mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) berbasis komunitas di Boyolali, yang memanfaatkan potensi besar limbah kotoran sapi untuk diubah menjadi energi listrik, sekaligus sumber panas untuk heater dan memasak.
Mengubah Masalah Menjadi Peluang
Boyolali dikenal sebagai salah satu sentra peternakan sapi terbesar di Jawa Tengah. Kotoran sapi yang melimpah selama ini kerap menjadi persoalan lingkungan, kini justru menjadi bahan baku utama produksi biogas. Melalui teknologi PLTBg, gas yang dihasilkan dimanfaatkan untuk penerangan jalan, kebutuhan rumah tangga, hingga penghematan biaya energi.
Selain ramah lingkungan, teknologi ini membantu masyarakat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, sekaligus mendukung target energi bersih nasional.
Sinergi Akademisi dan Masyarakat
Proyek ini bukan hanya karya laboratorium. Mahasiswa dan dosen terjun langsung ke lapangan, bekerja sama dengan warga untuk merancang, membangun, dan menguji sistem. Pendekatan ini memadukan kearifan lokal dengan metode ilmiah, menghasilkan teknologi yang benar-benar sesuai kebutuhan masyarakat.
Bagi mahasiswa, keterlibatan ini menjadi ajang pembelajaran nyata: mulai dari perancangan, pengujian, hingga evaluasi. Mereka juga mendapatkan pengalaman berharga membangun komunikasi dan kepercayaan dengan komunitas.
Terus Berkembang dan Berkelanjutan
Meski sudah beroperasi, PLTBg terus disempurnakan. Proses pengembangan dilakukan secara bertahap dan berulang, agar teknologi dapat beradaptasi dengan kondisi lapangan dan bertahan dalam jangka panjang.
Pendekatan berkelanjutan ini diharapkan memungkinkan teknologi serupa direplikasi di daerah lain, sehingga manfaatnya semakin luas.