Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tentang Seorang Ibu

16 November 2021   18:31 Diperbarui: 16 November 2021   19:30 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Bagi Pasdompu, seorang Ibu adalah cinta. Cinta paling murni yang pernah ada. Iskandar Pasdompu dilahirkan dari seorang Ibu yang bernama Siti Ramlah. Setiap kali berkisah tentang Ibu, Pasdompu selalu tak kuasa menahan bendungan air mata padahal ia dikenal sebagai laki-laki yang begitu tangguh dan pantang mengeluh. 

Namun, jika menyinggung soal Ibu, matanya berkaca-kaca. Bulir-bulir air mata itu mengalir begitu saja dari kedua bola matanya. Tanda begitu dalamnya cinta kasih itu kepada seorang wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini. Juga menjadi isyarat dalamnya rindu kepada wanita yang pada 2010 silam telah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Meski kini berada dalam dunia yang berbeda, meski kini tak mungkin lagi untuk saling menyapa, namun Pasdompu yakin sang Ibunda selalu ada menemani disetiap langkahnya.

Dok. Pas Dompu
Dok. Pas Dompu

Pasdompu kecil adalah anak yang sangat nurut dengan Ibunda. Sebagai contoh ketika saudara-saudara yang lain dan teman-temannya beranjak pergi untuk bermain, ia memilih untuk bersama Ibunda di rumah untuk membantunya atau sekedar mendengarkan beliau bercerita mencurahkan isi hati. 

Sambil dipijat-pijat, kepala dielus-elus dan sekujur tubuh di baluri obat Traditional Bima (lo'i bore). Disitu, hangatnya cinta Ibu kian terasa.

Siti Ramlah adalah wanita yang rajin beribadah. Meski orang biasa, namun ia mampu melahirkan anak-anak hebat yang kini telah sukses dalam bidangnya masing-masing.

Dok. Siti Ramlah 
Dok. Siti Ramlah 
Dikisahkan beliau adalah seorang wanita yang jarang mengeluh dan ahli bersedekah. Misalnya saja ketika ia memiliki beras 2 kg yang rencana akan dihidangkan hingga sore nanti namun jika ada orang lain meminta dan membutuhkan beras tersebut, maka beliau akan mendahulukan orang tersebut dan memberikan semua beras itu tanpa menyisakan sedikitpun untuk diri sendiri dan keluarga.

Kejadian tersebut membuat Pasdompu kecil terheran-heran lantas bertanya kepada sang Ibu bagaimana untuk hidangan makan nanti sore sedangkan beras yang diberikan tadi adalah satu-satunya yang dimiliki. Lalu beliau menjawab "Kita minta sama Allah untuk makan nanti sore." Ucapnya suatu hari yang mana pernyataannya itu terpatri kuat dalam ingatan sang anak sampai hari ini.

Keteladanan seperti itu sangat langka dimiliki oleh orang kebanyakan. Tidak mudah memberikan sesuatu yang hanya satu-satunya itu yang kita punya. Dalam keadaan yang begitu sempit, jauh di dasar sana ada hati yang begitu lapang.

Mulianya akhlak dan hati begitu nampak dalam keseharian beliau. Dalam pandangannya, jika sudah memberikan sedekah kepada orang lain, maka tidak boleh hukumnya mengungkit-ungkit pemberian tersebut, apalagi mengharap balasan meski kita sendiri berada dalam kekurangan. Biarlah semua Allah swt yang memberikan balasan terbaik-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun