Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Merasa Ganteng Sendiri, Apa Lagi Pada Saat Benar-Benar Sendiri

27 Februari 2020   18:59 Diperbarui: 27 Februari 2020   20:18 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang pelawak dengan nama panggung Cak Lontong, dalam suatu lawakannya pernah melontarkan suatu pernyataan yang menggelitik. Dia bilang, jika ingin  kelihatan ganteng dan cantik maka berteman dan bergaullah dengan orang-orang jelek, maka kamu akan kelihatan ganteng dan cantik. Namun, menurutnya orang cantik dan ganteng tidak siap, sedangkan orang jelek selalu siap. Orang ganteng dan cantik tidak siap menjadi jelek, sedangkan  orang jelek selalu siap jadi ganteng dan cantik. Benar juga ya. 

Banyak orang berpendapat bahwa cantik dan ganteng adalah sesuatu yang relatif. Pendapat ini ada benarnya juga. Sebab, sangat bergantung dari sudut mana memandangnya. Bagi iklan sampo, seorang cewek akan disebut cantik jika memiliki rambut yang lurus dan memiliki postur badan yang tinggi semampai. Begitu juga dengan iklan sebuah produk yang memprioritaskan kulit putih. Maka wanita akan disebut cantik, jika memiliki warna kulit yang putihputih dan mulus. 

Pada suatu kesempatan di acara siswa, aku diajak oleh beberapa siswi untuk foto bersama. Aku merasa terhormat, karena menjadi satu-satunya laki-laki di antara yang lain. Aku serasa seperti kisah bos play boy, Hugh Hufher yang dikelilingi oleh wanita-wanita cantik. 

Ada yang bilang, dalam dokumentasi tersebut aku yang paling ganteng. Dan itu benar. Karena aku sendiri yang mewakili kaum Adam, sedangkan yang lain adalah gadis-gadis cantik. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Tapi, kamu jangan Baper dulu. Mereka yang nan cantik ini adalah siswiku di salah satu sekolah negeri di kota Mataram. Kedatanganku di kegiatan mereka, hanya untuk mendampangi dan mengawasi jalannya acara yang mereka selenggarakan. 

Aku paham batas-batas kewajaran sebagai seorang pendidik. Tapi, berada ditengah-tengah mereka dalam suatu pemotretan tentu sangatlah berkesan. Karena satu-satunya sebagai laki-laki aku merasa terhormat. Mungkin ini salah satu penghargaan yang ditunjukan oleh siswi-siswiku. Nampaknya, mereka tidak ingin melewatkan moment ini untuk berfoto bersamaku. Sebab, beberapa bulan kedepan mereka akan meninggalkan sekolah ini, setelah tiga tahun berstatus sebagai siswa. 

Sebagai seorang pendidik, aku terus berusaha menebar benih keyakinan kepada murid-muridku, sesuai dengan kapasitas ilmu yang aku miliki. Barangkali dengan benih-benih ilmu yang kuwartakan kepada mereka selama tiga tahun, mungkin saja ada yang membekas dan bisa menuntun mereka dalam mewujudkan impiannya. 

Sebab, sebuah kebanggaan bagi seorang pendidik jika bisa melihat peserta didiknya menjadi orang sukses di masa mendatang. Maka tidak berlebihan jika ada yang mengatakan bahwa seorang pendidik adalah benteng terakhir sebuah bangsa. Karena pada merekalah generasi bangsa ini di asa dan asuh selama beberapa tahun, untuk menjadi generasi yang diharapkan membawa bangsa ini lebih maju lagi. 

Sesi pemotretan yang dilakukan kali ini, merupakan salah satu upaya untuk membuat bekas bahwa aku sebagai pendidik pernah bersama siswaku dalam suatu kesempatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun