Mohon tunggu...
Supriyani Dwiningsih
Supriyani Dwiningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Mengajar di SD Negeri Turunan Kecamatan andong kabupaten Boyolali

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan Pembelajaran Daring di Daerah Terpencil pada Masa Pandemi

11 Juli 2021   01:59 Diperbarui: 11 Juli 2021   02:44 1542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

            Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Berita dan informasi pergerakan penyebaran virus tersebut telah mewarnai berbagai laman media karena jalur sebarannya kian hari semakin massif. Setiap negara yang telah lebih dulu diserang covid 19 menjadi model bagi negara lain dalam melakukan tindakan preventif penyebaran covid 19, meskipun terdapat perbedaan tatanan politik, sosial, budaya, ekonomi dan pendidikan pada setiap negara tersebut.

            Pandemi Covid-19 telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan di masa depan melalui bantuan teknologi. Namun, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran guru, dosen, dan interaksi belajar antara pelajar dan pengajar sebab edukasi bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan tetapi juga tentang nilai, kerja sama, serta kompetensi. Situasi pandemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan. Demikian dikatakan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam, pada acara Medan International Conference on Energy and Sustainability, Selasa (27/10).

            Dunia pendidikan mengalami perubahan, pembelajaran tatap muka antara guru dan murid diganti dengan pembelajaran secara daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Penyelenggaraan PJJ ini membutuhkan infrastruktur yang memadai, seperti gawai berupa smartphone, tablet, dan laptop serta ketersediaan jaringan internet, yaitu sinyal wi-fi ataupun sinyal selular 3G/4G. Siswa yang tinggal di daerah yang telah tersedia akses internet dan memiliki salah satu gawai tersebut, dapat mengikuti PJJ sebagaimana yang diharapkan. Lain halnya dengan siswa yang tinggal di daerah dengan keterbatasan jaringan internet apalagi jika ditambah tidak adanya gawai, PJJ akan terkendala seperti banyak terjadi saat ini.

            Hal ini sangat dirasakan oleh guru dan juga orang tua wali murid yang mengeluhkan betapa melelahkannya pembelajaran daring yang mereka ungkapkan kurang efektif. Pembelajaran daring yang dilaksanakan di berbagai wilayah di Indonesia, apalagi di daerah terpencil seperti di tempat penulis mengajar, yaitu SD Negeri Turunan yang berada di Kecamatan Andong kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah sangat banyak tantangan dan hambatan yang dialami. Adapun tantangan/ masalah tersebut antara lain:

  • Jaringan. Salah satu masalah utama yang banyak dihadapi oleh siswa adalah jaringan internet yang lambat bahkan tergolong susah bagi sebagian siswa yang rumahnya memang tidak support internet. Padahal, media yang digunakan berupa Zoom, Google Meet, dan aplikasi lainnya untuk menghadiri video conference membutuhkan jaringan internet yang kuat agar proses pembelajaran tetap lancar dan tidak terkendala video yang tiba-tiba berhenti atau suara yang putus-putus. Permasalahan teknis seperti suara yang putus-putus dan video yang berhenti menyebabkan pembelajaran tidak efektif dan murid tidak dapat menyerap informasi yang disampaikan guru secara utuh.
  • Perangkat Komputer/ Smartphone. Sebagian besar siswa di daerah tempat saya mengajar, orangtuanya bekerja sebagai petani dan merupakan keluarga menengah ke bawah sehingga perangkat computer atau smartphone yang support untuk video conference tidak dimiliki oleh semua orang tua wali / siswa tersebut. Sehingga ini sangat menghambat terlaksananya pembelajaran daring yang efektif.
  • Kuota Internet. Banyak wali siswa yang mengeluhkan mahalnya kuota internet, apalagi  video conference membutuhkan kuota yang sangat besar. Harga paket internet dari provider di Indonesia tergolong cukup mahal terutama untuk rata-rata pendapatan masyarakat menengah ke bawah .Memang Pemerintah memberi bantuan kuota belajar gratis bagi siswa, namun pada kenyataannya tidak semua siswa mendapat bantuan kuota.
  • Penguasaan teknologi digital. Selama ini, masyarakat hanya mengenal proses belajar secara tatap muka. Proses pembelajaran dari tatap muka menjadi daring membuat banyak pihak harus segera beradaptasi dengan teknologi digital. Penggunaan teknologi digital yang harus dipelajari mulai dari perangkat keras hardware hingga software atau aplikasi. Banyak pihak seperti guru hingga pelajar yang tidak terlalu paham menjalankan fitur tertentu di dalam software sehingga pembelajaran tidak maksimal. Mau tidak mau, suka tidak suka seorang guru harus belajar memanfaatkan teknologi digital untuk menunjang pembelajaran secara daring.
  • Gangguan di rumah. Perbedaan utama dari belajar di sekolah dengan belajar di rumah adalah ketika pelajar belajar di ruang kelas, maka lingkungan ruangan tersebut sudah diatur sedemikian rupa untuk mendukung proses pembelajaran agar berjalan lancar. Hal ini berbeda dengan proses belajar mengajar dari rumah. Tidak semua pelajar memiliki kondisi rumah yang sama untuk mendukung proses belajar. Banyak dari pelajar tidak memiliki ruang belajar yang sunyi, senyap, mendapat sinar yang mencukupi dan nyaman. Ditambah lagi seringkali aktivitas di lingkungan rumah menyebabkan distraksi yang cukup banyak bagi pelajar. Distraksi tersebut sangat beragam, mulai dari distraksi suara, distraksi pandangan dan banyak lainnya yang menyebabkan pelajar tidak dapat fokus belajar.
  • Kesulitan memantau siswa. Banyak siswa yang bermain-main ketika belajar online karena merasa tidak diawasi oleh guru secara langsung. Para guru pun kesulitan untuk memantau perkembangan siswa. Oleh karena itu dibutuhkan koordinasi yang baik antara guru dan wali murid.

            Semoga pandemi covid 19 ini segera berlalu dan kita dapat bertemu serta berkumpul bersama lagi di sekolah. Tetap jaga kesehatan, salam kangen buat kalian semuaa...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun