Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Penulis

Penulis, Pendaki gunung, Relawan Small Action, Petani Hidroponik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Segelas kopi, Corn chips, dan Hujan

18 Agustus 2025   22:25 Diperbarui: 18 Agustus 2025   22:25 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Segelas kopi yang menemani saya menikmati hujan (foto:dokpri)

Malam ini tiba-tiba hujan turun deras di kota Lawang. Setelah beberapa waktu hanya mendung tebal saja menggantung di langit. Tidak sampai turun hujan, sehingga menyebabkan udara terasa panas.

Tapi tidak dengan hari ini. Sejak habis maghrib tadi sudah mulai turun gerimis. Dan bersamaan dengan adzan isyak berkumandang di masjid, hujan deras pun turun ke bumi.

Jalanan aspal di depan rumah berubah seperti sungai kecil karena aliran air hujan yang lumayan deras. Arah air hujan mengalir ke timur menuju ke selokan kecil yang mengarah ke sungai.

Lampu-lampu hias untuk Agustusan yang melintang di atas jalan banyak yang dimatikan oleh warga. Termasuk di rumah juga saya matikan, untuk menghindari terjadi konsleting karena curah hujan yang deras.

Saya menikmati nuansa hujan yang turun malam ini dari teras rumah. Bunyi air hujan yang turun deras menjadi satu-satunya sumber suara yang terdengar malam ini. Tak ada bunyi-bunyian lain yang bisa mengalahkan irama air hujan yang jatuh menimpa genteng dan genangan air di atas jalan.

Semakin malam, hujan bertambah deras. Saya duduk sendiri memandang ke luar pagar. Segelas kopi yang sudah mulai dingin dan sekantong corn chips menemani aku melihat hujan.

Beberapa kali saya melihat orang yang nekat melintas di jalan dengan memakai payung. Mungkin mereka memang punya urusan yang tak bisa ditunda. Sehingga nekat menerobos hujan yang belum reda.

Ada alasan sendiri mengapa saya begitu senang dengan turunnya hujan deras malam ini. Bukan karena saya punya kenangan khusus dengan lagu 'Rhythm of the Rain' yang dinyanyikan The Cascades. Dimana lagu ini pernah meraih posisi nomor satu di Billboard Easy Listening chart selama dua minggu.

Bukan pula karena saya suka mendengar lagu 'Hujan' milik Utopia.Termasuk juga bukan karena lagu kesukaan saya yang lain 'Senandung Hujan' dari Toni Q Rastafara. Sama sekali bukan karena inspirasi dari lagu-lagu bertema hujan yang membuat saya rela duduk sendirian di teras melihat hujan turun malam ini.

Bagi saya hujan deras yang turun malam ini adalah sebuah berkah kenikmatan dari Allah swt untuk semua makhluk Nya. Air hujan yang diturunkan dari langit adalah anugerah yang diberikan Allah swt untuk semua makhluk hidup yang ada di bumi.

Hujan turun ini pasti cara Allah untuk mengabulkan do'a-do'a hambanya yang mulai kekurangan air. Bukan hanya do'a dari manusia. Tapi juga do'a binatang di hutan yang kehausan karena tidak menemukan air. Begitu pula do'a tanaman yang sudah mulai layu daunnya sebab lama tak disiram air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun