Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Penulis

Penulis, Pendaki gunung, Relawan Small Action, Petani Hidroponik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pripalasa Adalah Gabungan Kelompok Pecinta Alam dan Group Orkes Dangdut

16 Juni 2025   23:00 Diperbarui: 17 Juni 2025   11:54 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggota Pripalasa Singosari (foto:dokpri)

Ini adalah kali ketiga saya menghadiri undangan kegiatan temu kangen Pripalasa atau Pribadi Pecinta Alam Singosari. Acara yang mengusung tema Temu Kangen dan Reunian 54 tahun Pripalasa ini digelar di lokasi wisata Kedok Ombo desa Gunungrejo kecamatan Singosari pada Jum'at, 30 Mei 2025.

Saya pertama kali mengikuti kegiatan temu kangen Pripalasa sekitar tahun 2013 di lokasi wisata pemandian Kendedes Singosari. Pada waktu itu saya hadir bersama beberapa orang kawan dari Indrialoka Adventure. Dan Undangan temu kangen Pripalasa yang kedua berlangsung pada tahun 2014 bertempat di lokasi candi Sumber Awan Singosari. Ketika itu saya juga hadir bersama dengan beberapa orang anggota komunitas penggiat alam saya yaitu Indrialoka Adventure.

Pertemuan saya dengan teman-teman Pripalasa ini bermula dari kegiatan tanam pohon yang kami gelar setiap tahun di area Pos 2 gunung Arjuna jalur Lawang. Salah seorang teman kantor saya, mbak Sri Mulyo Utami memberitahukan bahwa di kampungnya ada kelompok pecinta alam Pripalasa yang senang dengan kegiatan pelestarian lingkungan. Dia berharap agar Indrialoka bersedia untuk mengajak Pripalasa pada kegiatan tanam pohon.

Saya foto bareng mbak Sri dan anggota Pripalasa (foto: dokpri)
Saya foto bareng mbak Sri dan anggota Pripalasa (foto: dokpri)

" Mas Prie, tolong Pripalasa diundang untuk mengikuti acara tanam pohon di Pos 2. Memang mereka banyak yang sudah senior, tapi nanti yang dikirim untuk ikut kegiatan penanaman adalah anggota yang muda" ucap mbak Sri meyakinkan saya ketika itu.

Dan benar saja ketika kegiatan tanam pohon berlangsung, team Pripalasa yang berangkat masih tergolong berusia muda. Waktu itu yang saya ingat namanya adalah kartono Tolo dan Lutfi Bonor, bahkan untuk Lutfi waktu itu berangkat masih memakai seragam pramuka sebab dia masih duduk di bangku SMA. Dan ternyata dikemudian hari Lutfi Bonor ini yang ditunjuk menjadi ketua Pripalasa.

Sejak mengikuti kegiatan tanam pohon  di tahun 2011 itu, untuk tahun-tahun berikutnya Pripalasa selalu hadir berpartisipasi setiap kali ada kegiatan tanam pohon yang kami lakukan. Dan bahkan  jumlah anggota Pripalasa yang bergabung kegiatan tanam pohon semakin banyak. Dan mulai saat itu saya mulai banyak mengenal anggota Pripalasa muda seperti Huda Sibolang, Omen, Lento, Djilies, Cak Slamet, Sutik, Thoto Efendi, Bang Ronei, Biny Bahroel, Fitri Rosari dll.    

Salah satu kegiatan pendakian Pripalasa tempo dulu (foto : dok Pripalasa)
Salah satu kegiatan pendakian Pripalasa tempo dulu (foto : dok Pripalasa)

Pripalasa adalah salah satu kelompok pecinta alam senior di Malang. Umurnya sudah lebih dari 50 tahun. Kelompok pecinta alam yang berdiri pada tahun 1971 di Singosari Malang ini memiliki perjalanan yang sangat unik dan menarik. Mereka mendirikan kelompok pecinta alam berangkat dengan modal yang pas-pasan. Tapi, walaupun begitu Pripalasa banyak mengukir prestasi yang membanggakan.

" Bayangkan saja untuk membuat tenda, waktu itu Cak San mengumpulkan kain bekas karung tepung terigu yang dijahit menjadi sebuah tenda. Dan untuk tas carrier nya Cak San membuat dari bekas rangka kursi pentil yang dimodifikasi sedemikian rupa hingga menjadi sebuah carrier" terang mas Bambang, salah satu anggota senior Pripalasa yang malam itu didapuk sebagai MC menjelaskan bagaimana kondisi Pripalasa pada masa awal berdiri.

Alat bukan yang utama, tetapi semangat dan tekad yang kuat hingga bisa tiba di puncak (foto: dok Pripalasa)
Alat bukan yang utama, tetapi semangat dan tekad yang kuat hingga bisa tiba di puncak (foto: dok Pripalasa)

"Walaupun dengan memakai alat sederhana buatan sendiri, Cak San dan beberapa anggota yang lain berhasil sampai di puncak gunung Arjuna. Waktu itu namanya masih AMC (Arjuna Mountain Club). Dan ketika turun dari Arjuna mereka disambut bak pahlawan oleh warga satu kampung. Jadi pelajaran yang bisa dipetik bagi seorang pendaki adalah bahwa untuk bisa tiba dipuncak gunung itu ternyata bukan peralatan yang utama, tapi keteguhan hati dan semangat yang lebih utama" imbuh mas Bambang lagi.

Anggota Pripalasa senior yang hadir pada malam itu rata-rata sudah berusia di atas kepala 5, 6 dan  7. Tapi semangat mereka tetap tidak mau kalah dengan para yunior mereka. Mereka menghendaki Pripalasa muda bisa meneruskan jejak langkah yang pernah mereka ukir dulu. Generasi muda diharapkan bisa memunculkan gagasan baru dan bisa diwujudkan untuk membuat Pripalasa tetap eksis.

" Setiap kali pendakian kami melakukan penanaman pohon, minimal ada satu pohon yang kami tanam. Semoga ke depan kami bisa terus mengagendakan acara temu kangen seperti ini sebagai wadah silaturahmi antara generasi muda dan para senior Pripalasa " ucap Lutfi Bonor selaku ketua Pripalasa saat ini memberikan gambaran aktifitas yang dilakukan oleh anggota Pripalasa.

Ismail sedang bercerita sejarah Pripalasa (foto:dokpri)
Ismail sedang bercerita sejarah Pripalasa (foto:dokpri)

Ismail, salah satu anggota senior Pripalasa malam itu mendapat tugas untuk berbagi cerita sejarah perjalanan Pripalasa agar diketahui oleh anggota Pripalasa sekarang. Lelaki yang mulai bergabung menjadi anggota Pripalasa pada akhir tahun 1976 itu merasa dijebak oleh kawan-kawannya untuk menjadi ketua.

"Pripalasa berdiri tahun 1971, dan saya masuk Pripalasa tahun 1976 akhir. Waktu itu saya diundang untuk mengisi halal bi halal di rumah Rusyanto. Tiba-tiba saya langsung ditunjuk untuk menjadi ketua." ujarnya sambil sesekali melihat  lembaran kertas yang dipegangnya. Sementara salah seorang kawannya memasangkan sebuah headlamp di kepala Ismail agar bisa melihat tulisan dengan jelas. Adegan ini kontan memancing gelak tawa hadirin, karena berpidato dengan memakai headlamp terlihat lucu.

" Saat itu Pecinta Alam luar biasa digandrungi oleh anak muda. Banyak kelompok pecinta alam yang bermunculan di Malang. Pada waktu itu pecinta alam di Malang memiliki markas bersama yang berada di JL Pahlawan Trip. Dan Pripalasa cukup dikenal dan diperhitungkan sebagai anggota SAR Mahameru. Kalau ada orang tersesat di gunung, dari markas besar di Malang langsung mengirim perintah ke Pripalasa untuk terjun mencari korban." tutur Ismail

"Dan ketika Polisi yang bekerja sama dengan AURI mengadakan pelatihan terjun payung untuk anggota SAR, maka Pripalasa ikut mengirimkan 15 orang anggotanya untuk dididik dan dilatih terjun payung." ucap Ismail.

Pada tahun 1977 Pripalasa mengikuti lomba lintas alam dari Sendangbiru ke kota Malang. Setiap kelompok peserta diberi tugas untuk berenang mengambil air tawar di pulau Sempu. Setelah mendapatkan air tawar mereka harus berenang kembali ke daratan pantai Sendangbiru. Kemudian peserta melanjutkan jalan kaki dari pantai Sendangbiru menuju ke kota Malang dengan menempuh jarak puluhan kilometer.

"Pripalasa Singosari pada waktu itu memiliki kekurangan yaitu anggota Pripalasa paling dijauhi oleh cewek karena pakaiannya sederhana dan seadanya. Jadi, anggota Pripalasa itu nggak ada yang keren. Namun begitu bila ada bencana alam, Pripalasa langsung berangkat duluan." tutup Ismail yang di akhir ceritanya mengharapkan agar dari setiap desa-desa di kecamatan Singosari ada yang menjadi anggota Pripalasa.

Musisi dangdut Pripalasa (foto: dok Pripalasa)
Musisi dangdut Pripalasa (foto: dok Pripalasa)

Dan siapa yang menyangka bahwa Pripalasa selain dikenal sebagai kelompok pecinta alam, ternyata juga dikenal sebagai grup musik dangdut yang sangat populer pada saat itu. Ternyata anggota Pripalasa banyak yang mahir bermain alat musik dangdut. Orkes melayu Pripalasa bahkan pernah menyabet prestasi sebagai juara pertama pada lomba musik dangdut di kota Malang.

Goyang dulu (foto:dokpri)
Goyang dulu (foto:dokpri)

Maka tak heran bila di akhir acara para anggota Pripalasa langsung asyik bergoyang bersama menikmati lagu "Pasrah" yang dinyanyaikan dengan merdu oleh mas Bambang dengan iringan Orkes Melayu Pripalasa. Sementara para anggota muda Pripalasa terlihat duduk mengitari nyala api unggun sambil melihat keasyikan para senior mereka yang sedang asyik berjoget mengikuti irama kendang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun