Catatan Pendakian Gunung Slamet 3428 MDPL Â ( bagian 2 )
Hari Sabtu tanggal 10 Mei 2025 sekitar pukul 08.00 pagi kami meninggalkan rumah singgah untuk berangkat memulai pendakian. Ternyata pagi itu di Pos perijinan sangat banyak pendaki yang sedang antri mengurus ijin pendakian atau Simaksi ( Surat Ijin Masuk kawasan Konservasi). Beruntung untuk proses simaksi pendakian kami sudah dibantu oleh porter yang kami sewa. Sehingga kami tidak perlu sibuk mengantri untuk mengurus administrasi di pos perijinan pendakian ini.
Tapi rupanya kami harus diuji kesabaran untuk menunggu antrian lain yang tidak kami perkirakan sebelumnya. Begitu tiba di titik gerbang pendakian, kami melihat deretan antrian panjang mengular para pendaki yang sedang menunggu giliran untuk naik ojek yang akan membawa pendaki menuju pos 1. Sekedar informasi bahwa jalur pendakian gunung Slamet via Permadi Guci ini jarak tempuh dari gerbang pendakian menuju Pos 1 sekitar 1.5 - 2 jam. Medannya menanjak berupa jalan makadam berbatu di perkampungan dan jalan setapak di tengah hutan pinus.
Sebenarnya pendaki punya pilihan untuk langsung start jalan kaki menuju Pos 1, atau mereka bisa pula memanfaatkan jasa ojek gunung.Tapi kebanyakan pendaki yang melalui jalur ini lebih memilih memakai jasa ojek gunung untuk menuju pos 1 dengan tarif sebesar 50 ribu dengan waktu tempuh 15 menit saja. Lumayan bisa menghemat waktu dan tenaga.
Menurut informasi jumlah ojek gunung yang beroperasi disini sebanyak 50 orang. Para ojek gunung ini umumnya menggunakan atribut berupa jaket warna kombinasi oranye dan hitam dengan tulisan nomor urut 1 - 50 di punggungnya. Kendaraan yang mereka gunakan umumnya sepeda motor yang sudah dimodif sedemikian rupa agar mampu melintasi medan hutan. Tapi ada juga beberapa jasa ojek gunung yang memakai sepeda motor trail.Â
Dengan jarak tempuh sekali jalan sekitar 15 menit, harusnya 50 ojek gunung ini sudah cukup untuk mengangkut pendaki dengan lancar. Sehingga tidak perlu harus antri sepanjang ini. Namun dari pantauan di lapangan nampaknya ojek gunung yang beroperasi hari ini hanya sebagian saja. Sehingga mengakibatkan antrian panjang pendaki yang menunggu giliran naik ojek. Apalagi hari itu memang sedang musim liburan, jumlah pendaki yang naik gunung Slamet sangat banyak.
Setelah menunggu hampir dua jam, akhirnya tiba giliran saya dan team mendapatkan giliran naik ojek menuju pos 1. Dan ternyata sensasi naik ojek di jalur pendakian ini sungguh asyik tapi juga mendebarkan. Sepeda motor yang dikemudikan oleh tukang ojek ini dengan gesit meliak liuk melewati jalan setapak berlobang dan berbatu. Beberapa jalur yang licin sudah diberi papan kayu yang ditata rapi sepanjang jalur. Hal ini bisa membantu roda motor agar tidak selip atau terpeleset.