Mohon tunggu...
Supriyadi A Dasuki
Supriyadi A Dasuki Mohon Tunggu... -

Dosen Fisika FMIPA UNJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wisata Edukasi Bahari

1 Desember 2014   03:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:24 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_357045" align="alignnone" width="826" caption="Gambar 6. Snorkeling, Kegiatan Wajib dalam Wisata Edukasi Bahari"]

14173538301256776637
14173538301256776637
[/caption]

Hasilnya adalah perubahan sikap terhadap laut dari menghindar ke mendekat. Kegiatan snorkeing inilah yang akan menjadi kenangan dominan dari para peserta wisata bahari pemula.

Jangan meng-klaim sudah melakukan Wisata Edukasi Bahari sebelum melakukan snorkeling.

5. Tema-tema Study--Penelitian

Melihat begitu besarnya potensi laut kita bagi pendapatan negara—yang selama ini belum dimanfaatkan secara memadai—banyak sekali tema yang dapat dipelajari oleh peserta Wisata Edukasi Bahari.

Pada saat yang sama belum diperlakukannya “Pulau-pulau Terdepan yang Memiliki Nilai Strategis" sebagai etalase bangsa menimbulkan banyak masalah untuk siselidiki. Selama ini pulau-pulau itu termaginalkan dengan sarana dan prasarana kehidupan masyarakat yang sangat memprihatinkan.

Berikut ini adalah beberapa tema yang dapat dipelajari oleh peserta Wisata Edukasi Bahari.

a. Potensi laut Indonesia

b. Keekayaan biota laut Indonesia

c. Jenis-jenis ikan yang berpotensi ekonomi tinggi

d. Jenis-jenis kapal penangkap ikan

e. Kehidupan para nelayan

f. Industri pengolahan ikan

g. Kondisi pulau-pulau terdepan Indonesia

h. Peranan TNI dalam kehidupan di pula terdepan

i. Kehidupan masyarakat di pulau terdepan

j. Peranan TNI dalam mengamankan laut Indonesia

Dalam kegiatan Wisata Edukasi Bahari masing-masing kelompok bebas untuk menentukan tema yang akan diteliti. Hasilnya disajikan dalam presentasi hasil penelitian yang diikuti dengan diskusi.

6. Penyamaan Visi

Mengingat pentingnya Wisata Edukasi Bahari untuk menumbuhkan kembali “semangat bahari” di kalangan para pelajar, penyamaan visi perlu dilakukan di kalangan Organisasi Profesi Guru. Organisasi itu bertanggung jawab atas pembinaan keterampilan guru dalam menyelenggarakan Wisata Edukasi Bahari secara profesional.

Wisata Edukasi Bahari merupakan wahana yang sangat tepat untuk menciptakan kegiatan pembelajaran tematik dan kontekstual--dan sekaligus menantang dan menyenangkan--dalam rangka mengembangkan rasa cinta terhadap tanah air.

Wisata Edukasi Bahari perlu dikaitkan dengan kurikulum yang berlaku sehingga para pejabat di lingkungan Kemendikbud memberikan restu. Teknis pelaksanaannya harus dijamin aman agar para urang tua tidak merasa khawatir.

Pekerjaan besar ini perlu dukungan dari berbagai pihak—terutama Organisasi Profesi Guru.

7. Peran Pemerintah

Peran pemerintah dalam memberdayakan “Pulau-pulau Terdepan yang Memiliki Nilai Strategis” tidak terkait langsung dengan Wisata Edukasi Bahari—kita bisa nebeng. Dari kata “strategis” sudah sangat jelas bahwa pulau-pulau itu akan segera dibangun Pemerintah.

“Dermaga” adalah infrastruktur pertama harus dibangun di pulu-pulau itu—kita bisa nebeng untuk menambatkan kapal-kapal Wisata Edukasi Bahari. Infrastruktur lainnya, seperti “jalan dan listrik”, adalah target berikutnya agar penghuni pulau itu hidup secara layak.

Setelah Mendikbud tune-in dengan program Wisata Edukasi Bahari—masukan dari Organisasi Profesi Guru—beliau akan mengusulkan pembangunan “Produk Pendidikan” di pulau itu.

Produk Pendidikan adalah produk di pulau itu yang “menarik untuk dipelajari/diselidiki” oleh para peserta Wisata Edukasi Bahari. Misalnya penangkaran penyu, penyulingan air minum, dan penanaman mangrove. Dalam hal penangkaran penyu misalnya, perlu diusahakan agar jumlah “penyu-penyu kecil” yang akan dilepaskan oleh peserta wisata cukup banyak.

8. Lingkaran Konsentrik

Dalam lingkaran-lingkaran konsentrik, Produk Pendidikan itu ada di “Lingkaran-1”—yang terdalam. Fungsinya adalah menarik para wisatawan datang ke pulau itu—seperti diuraikan di atas. Setelah wisatawan datang secara rutin, Lingkaran-2 dan Lingkaran-3 akan menyusul berkembang, membuat ekonomi masyarakat pulau itu tumbuh menjadi kuat.

“Lingkaran-2” adalah bisnis kuliner, home stay, dan penginapan yang akan mendatangkan rejeki bagi masyarakat pulau. “Lingkaran-3” adalah produk ekonomi kreatif seperti souvenir, makanan khas pulau, dan kesenian asli pulau itu.

Kalau ketiga lingkaran itu berkembang secara konsisten—seiring dengan bertambahnya peserta Wisata Edukasi Bahari yang berkunjung ke pulau itu—impian menjadikan pulau-pulau terdepan sebagai etalase bangsa bukan sekedar impian.

9. Penutup


Wisata Edukasi Bahari merupakan bidang garapan guru yang bersifat tematik dan saintifik. Alih-alih berangkat dari depan kelas yang marginal, guru tampil ikut menyongsong era baru kejayaan laut yang penuh harapan—dengan potensi pendapatan negara 3.000 triliun/th.


Guru tidak hanya akan membangun diri sendiri, tetapi juga—terutama--menumbuhkan kembali “semangat bahari” di kalangan generasi muda, yaitu para siswa dan mahasiswa.


Dengan perkataan lain guru akan menghidupkan kembali julukan “bangsa bahari” yang lekat dengan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia—melalui Wisata Edukasi Bahari.


Pekerjaan besar itu tentu saja tidak terlepas dari peran Organisasi Profesi Guru, yang bertanggung jawab pada peningkatan kompetensi guru—terlebih-lebih di era baru yang penuh tantangan dan harapan.


Organisasi itulah yang akan menggaungkan Wisata Edukasi Bahari ke tataran nasional dan memberikan masukan kepada pemerintah—terutama Kemendikbud. Sesuai dengan sifatnya yang tematik, ide itu akan menyangkut banyak kementerian, seperti Kelautan, Pariwisata, dan Sosial.


Jika Wisata Edukasi Bahari berhasil guru akan mempunyai nilai tawar yang tinggi; tidak akan ada lagi pihak yang berani memperlakukan semena-mena dengan imbalan yang tidak manusiawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun