Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Punya Sepeda Raleigh Dianggap Kaya

27 Desember 2020   17:40 Diperbarui: 27 Desember 2020   18:54 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita gembiranya adalah setelah tamat SMA, penulis meski harus melewati tahun-tahun sulit tanpa beasiswa, tahun ketiga S1 di Fakultas Pertanian UNSRI terus menerus memperoleh beasiswa sampai tamat S1.

Sekolah ke LN

Penulis tidak bisa melupakan kebaikan Allah swt dan pengorbanan keluarga baik dari keluarga ayah dan mertua. Mereka mendukung penulis melanjutkan studi ke S2 dan S3 dengan beasiswa dari Bank Pembangunan Asia (ADB). Beasiswa ADB ini awalnya hanya untuk master di Crandfield Institute of Technology, Faculty of Agricultural Engineering and Rural Land Use. Banyak aspek lingkungan yang penulis pelajari dan geluti selama merantau di kota Bedford, England United Kingdom itu.

Ketemu di  grup WA dan copy darat

Sejumlah kawan waktu SMA Manna yang saatvini ada dalam satu grup WA telah bertemu di darat walaupun kebanyakan baru ketemu di grup WA saja. Teman penulis yang sudah ketemu di darat adalah Junaidi Yurid, Ahmad Saputro, Yen, Yurni, dan Martiningsih. Dengan lo, panggilan akrab Ahmad Saputro 6 tahun yang lalu kami diantar ke dusun kelahiran kami Lubuj Langkap Air Nipis. Lo dan Yen ngajak makan nasi gulai pelus di warung nasi pinggir Yik Ndelengau. Minta ampun sedapnya.

Di Bengkulu 2 tahun lalu diajak Alex dan istrinya makan malam di RM Pantai Panjang. Sedap sekali.  Penulis belum sempat bertemu dengan Melly yang kami panggil gadis, walau sudah setengah abad lebih, Refni, Yose Rizal, Yalinus, Marsan, Syaiful Yanuar, Heriyadi dll. 

Penulis pernah bertemu kawan SMP yakni Tati Wamal, yang menjadi istri senior kami, Wiem ketika ada kunjungan ke rumah mereka di komplek Bank Bengkulu puluhan tahun yang lalu. Penulis belum pernah bertemu dengan Ismarleni dan Septi Mukhtar. 

Tetapi sering dapat kiriman uang dari Ismarleni alias gadis cekyan, ketika ada program bedah rumah. Gadis Cekyan ini selalu gagal absen jika ditawari program beri motor untuk tukang dan bedah rumah.

Hikmah dianggap kaya

Dari rentetan cerita hidup penulis yang dijalani dengan ikhlas, penulis dapat menikmati jalan hidup beliau dengan rasa syukur tanpa henti. Waktu sekolah di LN penulis ditemani oleh istri yang rela berkorban, ada teman orang Inggeris yang selalu siap membantu pindah rumah, selalu mengundang makan malam kala kami kesepian. 

Kami juga selalu didampingi oleh Allah swt, pemilik alam semesta ini. Yang paling "unforgettable" adalah bawa anak satu, pulang bawa tiga. Istri penulis yang sempat berhenti jadi PNS, sepulangnya dari Inggeris kembali jadi PNS. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun