Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sehat atau Sakit, 60 Persen adalah Sumbangan Perilaku

21 Oktober 2019   07:36 Diperbarui: 21 Oktober 2019   09:29 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adakah manusia yang selalu sehat pada zaman ini? Jawabnya sangat langka, barangkali tidak ada. Dalam sejarah orang yang tidak pernah sakit itu adalah Fir'aun. Dia berkauasa lebih dari 350 tahun di bumi Mesir dan wilayah kekuasaannya lebih dari setengah wilayah di bumi. Berikut serba serbi prilaku kesehatan masyarakat dan sumbangannya terhadap kesehatan.

Penggiat dan praktisi kesehatan pasti tahu tentang teori Blum. Blum menggambarkan bahwa fakto-faktor determinan utama yang mempengaruhi derajat atau status kesehatan masyarakat. Sebagai determinan pertama adalah keturunan atau genetika, kedua promosi kesehatan, ketiga lingkungan dan keempat prilaku.

Menteri kesehatan RI pada laman web Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa sumbangan prilaku masyarakat terhadap kesehatan adalah 60 persen. Ini berarti bahwa masyarakat Indonesia memberikan sumbangan yang sangat besar kepada kesehatan mereka ditentukan sendiri oleh mereka. Mereka ingin sehat atau ingin sakitkah? Pilihan di tangan mereka.

Berapa sumbangan faktor promosi kesehatan, keturunan dan faktor lingkungan? Masih cukup besar yakni sekitar 39 persen. Satu faktor yang jarang terfikirkan oleh kita adalah faktor doa. 

Doa agar kita selalu disehatkan oleh tuhan kita, Allah SWT diyakini memberikan sumbangan yang terbesar walau persentasenya sering kita sisakan hanya 1 persen saja. Mengapa? Karena manusia sehat atau Sakit adalah hadiah dari Allah.

Kembali kepada berapa besar sumbangan prilaku terhadap kesehatan masyarakat? Mari kita kelompokkan kepada dua kelompok prilaku yakni kelompok prilaku positif dan kelompok prilaku negatif.

Kelompok prilaku positif.

Manusia mempunyai prilaku yang dapat menyumbang kepada status kesehatan mereka.

Pertama, menjaga hati. Manusia hendaknya selalu menjaga kesehatan hati mereka supaya badan mereka juga sehat. Selalu berfikir positif, berprasangka baik, memaafkan, tidak dendam, berdoa dan lain-lain.

Kedua, makan jangan terlalu kenyang, jangan terlalu lapar.

Ketiga, makan makanan yang halal dan sehat.

Keempat, olah raga yang teratur. 

Kelima, mandi sebelum sholat subuh dilanjutkan dengan solat subuh berjemaah.

Keenam, tinggal di tempat tinggal yang bersih dan sehat.

Ketujuh, tidak merokok dan berteman dengan perokok.

Kedelapan, tidak mengunyahkan makanan untuk orang lain.

Kesembilan, tidak menganut pergaulan bebas.

Kesepuluh, tidak Gonta ganti pasangan.

Kesebelas, tidak buang air sembarangan.

Kedua belas, tidak buang sampah dan berludah sembarangan.

Kelompok Prilaku Negatif.

Pertama, Merokok aktif maupun merokok pasif.

Kedua, mengunyahkan makanan untuk anak atau orang lain.

Ketiga, makan terlalu banyak, atau makan terlalu sedikit baik dalam jumlah maupun dalam keragaman jenis makanan.

Keempat, Gonta ganti pasangan.

Kelima, buang air besar atau buang air kecil sembarangan.

Keenam, memakan makanan yang tidak halal baik sumber maupun kondisinya.

Ketujuh, pergaulan bebas dan pergaulan dengan orang yang tidak sehat.

Kedelapan, membuang sampah, membuang ludah sembarangan.

Kesembilan, tidak membasmi vektor penyakit.

Kesepuluh, tidak mengkonsumsi dan menggunakan air bersih.

Kesebelas, tidak menempati tempat tinggal yang sehat.

Jika kita perhatikan secara seksama tentang dua kelompok prilaku manusia di atas maka kita dapat menarik pelajaran berharga bahwa prilaku manusia memang menyumbang porsi terbesar kepada derajat kesehatan masyarakat. 

Masyarakat kita diberi pilihan yang cukup banyak untuk menjaga prilaku mereka. Hanya pilihan prilaku itu menjadi krusial ketika ada pihak lain yang selalu menyadarkan mereka. 

Pendidikan keluarga dan pendidikan formal walaupun merupakan penentu sentral bagi masyarakat untuk menentukan prilaku mereka. Apakah mereka akan berprilaku positif atau negatif masih sangat dipengaruhi oleh sistem masyarakat itu sendiri.

Masyarakat yang permisif terhadap hal-hal yang buruk akan sangat mempengaruhi prilaku masyarakat itu sendiri. Misalnya hari ini kita tidak melihat pelarangan yang keras kepada anak-anak yang merokok, lalai dalam shalat, makan sembarangan, bergaul sembarangan, mungkin juga secara bebas memperoleh informasi yang jelek dari internet.

Masyakat yang tidak keras dalam penegakkan hukum jika terjadi pelanggaran hukum juga akan menjadikan masyarakat itu sendiri mempunyai prilaku negatif. 

Semoga ke depan semua menyadari bahwa prilaku yang positif mesti ditumbuhkembangkan di setiap individu anggota masyarakat. Sebaliknya prilaku negatif tidak diberi ruang oleh masyarakat itu sendiri dan itu bermula dari kesadaran individu dan bersama. Semoga Tuhan YME memberkahi kita semua bangsa Indonesia dan semua bangsa di dunia 

Jayalah Indonesia, jayalah kita semua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun