Dunia pendidikan viral dengan penamparan murid yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah. Saat itu ada kegiatan Jumat bersih. Kepala sekolah menegur siswa karena ketahuan merokok. Kepala sekolah Dini Fitria sendiri mengaku menampar bukan karena merokok. Dia membantah bahwa penamparan dilakukan karena siswa tersebut ketahuan merokok. Dia melakukan itu karena siswa tidak jujur.
"Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras," ujar Dini.
Setelah insiden itu, Dini mengatakan sudah berkomunikasi dengan komite sekolah dan juga orang tua murid. Akan tetapi, aksi mogok sekolah tetap dilakukan lantaran menjadi bentuk ekspresi yang dipilih para siswa.
Dalam menanggapi insiden tersebut sekitar 630 siswa dari total 19 kelas memilih mogok sekolah. Mereka tidak mau masuk sekolah sebagai bentuk protes kepada kepala sekolah.
"Semuanya sekitar 630 murid. Kami sudah berkoordinasi dengan wakasek agar kegiatan belajar-mengajar (KBM) tetap kondusif, tapi ternyata anak-anak punya cerita sendiri," kata Dini pada Senin, 13 Oktober 2025.
Dari kacamata guru setidaknya ada dua hal yang membuat guru lepas tangan begini. Pertama, seorang guru atau kepala sekolah tidak akan marah begitu saja jika baru sekali terjadi. Guru sudah menasehati atau menegur tapi tidak didengar. Maka tidak cukup dengan nasehat saja akhirnya guru melakukan kekerasan fisik. Kedua, siswa tidak menghargai guru. Meskipun baru sekali ditegur tapi siswa tidak menghargai teguran guru bahkan berbohong sehingga guru semakin marah. Menurut pengakuan kepala sekolah, siswa tersebut tidak jujur ketika ditegur, akhirnya beliau semakin marah.
Orang tuanya melaporkan kepala sekolah ke pihak berwajib. Mereka ingin kepala sekolah disanksi. Tidak terima dengan apa yang dilakukan kepada anak mereka.
Padahal yang dilakukan kepala sekolah adalah dalam rangka mendidik sang anak. Orang tua jadi tahu bahwa anaknya merokok di sekolah. Orang tua mana yang mau anaknya ke sekolah malah merokok? Harusnya berterima kasih. Kepala sekolah menunjukkan kepeduliannya mendidik anak, meluruskan yang salah terhadap yang dilakukannya di sekolah itu.
Kejadiannya masih di sekolah. Ini menunjukkan sang murid begitu berani melakukan pelanggaran. Tidak ada sekolah yang membolehkan siswanya merokok. Apalagi di saat jam sekolah dan berada di lingkungan sekolah.